SAMO News - Militer Israel mulai melakukan latihan untuk mewaspadai Intifada (perlawanan) ketiga dari warga Palestina. mereka pun yakin, Palestina akan memilih jalur perang ketimbang negosiasi.
"Militer yakin, Otoritas Palestina akan memilih untuk menggelar Intifada ketimbang berdiskusi di meja runding untuk menentukan status finalnya dengan Israel," ujar pejabat senior militer Israel, dalam Radio Militer Israel, Kamis (21/2/2013).
Para pasukan Negeri Yahudi itu menggelar latihan perang selama empat pekan untuk mewaspadai konfrontasi dengan warga Palestina. Selain mewaspadai kelompok Hamas, mereka juga mewaspadai kelompok Hizbullah di Lebanon. Mereka berpendapat, kedua kelompok bersenjata itu ingin membinasakan Israel.
Pada dasarnya, Intifada merupakan gerakan perlawanan Palestina yang ditujukan untuk mengakhiri pendudukan Israel. Gerakan Intifada pertama dimulai pada 1987 di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Gerakan perlawanan itu membuat perhatian dunia terfokus pada perjuangan Palestina. Hal itu juga menuai perhatian dari Amerika Serikat (AS) yang akhirnya mengusulkan inisiatif dialog dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Namun Israel menolak mekanisme itu karena mereka masih menganggap PLO sebagai teroris.
Sementara itu, Intifada jilid dua pecah tepat pada tahun 2000 silam. Di saat itu, Israel berupaya merebut kembali wilayah Tepi Barat. Hasil dari peperangan itu terbukti menewaskan 3.223 warga Palestina dan 950 pasukan Israel. Perekonomian di Tepi Barat dan Jalur Gaza langsung melemah karena peperangan itu.
Namun Intifada itu justru memberi keuntungan pada Palestina karena proyek pemukiman Israel gagal terealisasi. Ariel Sharon yang pada 2001 menjabat sebagai Perdana Menteri Israel mencetuskan kebijakan untuk menjauhi Jalur Gaza.
No comments
Post a Comment