SAMO News

Detik2 Jenazah Serda KKO USMAN & Kopral HARUN tiba dr Singapura Th 1968 Melawan Lupa

Detik2 Jenazah Serda KKO USMAN & Kopral HARUN tiba dr Singapura Th 1968 Melawan Lupa

Berbagi berita ini ke teman

Surabaya SAMO News Indonesia - TNI dikenal memiliki pasukan tangguh dan ahli dalam bertempur di setiap medan peperangan. Tak hanya Kopassus TNI Angkatan Darat yang disegani oleh pasukan elit dunia, Marinir TNI AL juga membuktikan menjadi satu diantara pasukan yang ditakuti lawan.

Sebagaimana dikutip dari laman wikipedia, Korps Marinir TNI Angkatan Laut atau (Kormar) adalah salah satu komando utama (Kotama) TNI Angkatan Laut.


Dalam struktur organisasi TNI AL, Korps Marinir adalah sebuah Komando Utama sejajar dengan Kotama lain seperti (Koarmada I, Koarmada II, Koarmada III, Kolinlamil, Kodiklatal, Seskoal dan AAL). Kormar memiliki slogan "Jalesu Bhumyamca Jayamahe" yang artinya "Di Laut dan Darat Kita Jaya".Markas Korps Marinir terletak di Jalan Prajurit KKO Usman dan Harun, Kwitang, Jakarta Pusat, yang sebelumnya bernama Jalan Prapatan. Saat ini Korps Marinir terdiri dari tiga Divisi: Pasukan Marinir 1 berada di Marunda Jakarta Utara, Pasukan Marinir 2 berada di Gedangan Sidoarjo Jawa Timur, Pasukan Marinir 3 berada di Sorong, Papua Barat.


Dalam perjalanan sejarahnya, bagaimana Marinir dengan gagah berani bertempur melawan dua pasukan asing di hutan Kalimantan pada Operasi Dwikora saat terjadi konfrontasi Indonesia-Malaysia tahun 1962-1966.


Marinir bertempur dengan dua pasukan asing sekaligus, yakni tentara Malaysia yang dibantu oleh pasukan Inggris.

Kisah heroik di era konfrontasi Indonesia - Malaysia adalah adanya pergerakan pasukan Marinir Indonesia yang saat itu masih bernama KKO yang mampu membuat repot pasukan Inggris.

Di masa konfrontasi itu pergerakan tentara Indonesia memang membuat pihak Negara Persemakmuran terutama Inggris, Australia dan Selandia Baru ekstra repot.Mau tak mau trio negara beda benua satu rasa itu mengerahkan militernya untuk membantu serdadu Malaysia menghadapi infiltrasi sukarelawan dan tentara Indonesia.Salah satu peristiwa yang akan dikenang dalam konfrontasi Indonesia-Malaysia adalah Peristiwa Kalabakan. Kalabakan adalah sebuah kawasan di distrik yang terletak di bagian barat distrik Tawau.Jaraknya dari Kota Tawau adalah sekitar 100 kilometer.


Saat itu bulan Desember 1963, Peleton X yang merupakan satuan khusus KKO AL (sekarang Marinir) ditugaskan ke perbatasan Kalimantan Timur (Kaltim)-Sabah.  Peleton X tersebut bertugas dibawah Basis VI operasi A/Koti. Lantas KKO ditugaskan untuk melakukan raid/serangan ke Sabah (Sandakan, Lahat Datu dan Sempurna).

Tim kemudian dibagi tiga kelompok kecil, sasaran pertama diserang oleh tim pimpinan Kopral Mar Sukibat dan Orajurit Mar Subroto.

Sasaran kedua akan diserang oleh pasukan pimpinan Serda Mar Rebani.
Sedangkan sasaran ketiga akan diserang oleh tim pimpinan Prajurit Mar Asmat.Para personel KKO yang akan melaksanakan serangan ini memang sudah dibekali latihan jungle warfare dan berkualifikasi komando.


Maka di dalam diri mereka tersimpan 'beban' sekaligus kebanggaan sebagai prajurit elit Indonesia.
Dengan keadaan alam berhutan Kalimantan maka tepat rasanya kenapa KKO ini dipilih untuk melakukan serangan. Lawan yang akan dihadapi oleh pasukan KKO ini bukan sembarangan, yakni Royal Malaysia Regiment ditambah kesatuan prajurit Inggris yang sudah kenyang pengalaman kontra gerilya di kampung Kalabakan.Pasukan pimpinan Serda Rebani lah yang bertugas menyerang posisi dua pos pasukan Royal Malaysia Regiment berkomposit serdadu Inggristersebut.

Satu kesalahan fatal kemudian diperbuat oleh pasukan Royal Malaysia Regiment dan kesatuan Inggris dalam menjaga pos perbatasannya.
Mereka menganggap remeh kekuatan pasukan Indonesia di sana dan penjagaan menjadi lengah.

Apalagi persenjataan yang dimiliki oleh pihak lawan lebih komplit.
Pasukan KKO pimpinan Serda Rebani tentu tak menyia-nyiakan hal ini.
Dengan perlengkapan tempur seringan mungkin, pada jam J hari H, pasukan Marinir Indonesia itu langsung menyerang secara mendadak dan cepat ke posisi Royal Malaysia Regiment setelah sebelumnya menerobos wilayah lawan.


Serangan mendadak ini tentu tak disangka-sangka oleh pasukan Malaysia dan Inggris karena mereka lengah.
Belum sempat kokang senjata dan siap tempur atau istilahnya "caught with their trousers down" mereka sudah dihabisi oleh serangan cepat KKO AL.
Korban dari pihak Malaysia dan Inggris berjatuhan, sebanyak delapan orang tewas dan 38 lainnya luka-luka.

Pasukan Serda Rebani juga berhasil merampas 1 Rifle Bren, 7 SMR, 10 Sten Gun dan 1 buah pistol milik musuh.Sedangkan dari KKO sendiri gugur satu orang yakni Prajurit Gabriel.

Yang paling merugikan adalah di antara kedelapan korban tewas itu ada tiga orang Perwira pasukan Inggris yakni, Mayor RM Haddow, Mayor R.H.D. Norman dan Mayor H.A.I. Thompson.

Namun pihak kerajaan Inggris berusaha menutupi kematian ketiganya karena ingin menjaga eksistensi (atau malu) bahwa perwira militernya tewas di tangan tentara dari negara baru merdeka 'kemarin sore.'
Setelah berhasil melakukan serangan di kampung Kalabakan ini, tim Serda Rebani kemudian balik markas.
Tapi sayang karena kekurangan makanan dan medan berat beberapa prajurit tidak kembali ke markas termasuk Serda Rebani sendiri.

Atas jasa dan keberaniannya Rebani dinaikkan pangkatnya menjadi Sersan Mayor Anumerta dan Pemerintah RI menganugerahkan Bintang Sakti kepadanya Dengan serangan ini pihak lawan kemudian mengurangi aktivitas militernya di perbatasan, bukan hanya itu Malaysia juga membangun monumen di kampung Kalabakan untuk mengenang peristiwa bersejarah ini.(Seto Aji/Grid/INFO TNI)


No comments