SAMO News

Jendral Umar Septiono, Sang Bintang Timur Yang Rendah Hati

Jendral Umar Septiono, Sang Bintang Timur Yang Rendah Hati

Berbagi berita ini ke teman

Surabaya, SAMO News Indonesia - Tak mudah menjadi seorang yang rendah hati. Apalagi saat memiliki jabatan tinggi dan dihormati banyak orang. Sifat sederhana dan kerendahan hati itu tak hanya diungkapkan dengan kata-kata. Tapi dilakukan dengan Tindakan. Sikap Umar boleh dibilang antimanstream alias tak banyak dilakukan orang-orang dengan jabatan seperti dirinya.

Umar tak segan bersalaman dengan warga dan turun ke lapangan. Bahkan, dia sungkan dan malu mencium tangan warga yang dianggapnya lebih tua.Menurutnya jabatan dan pangkat hanya ujian.
Beliaulah, Irjen. Pol. Drs. Umar Septono, S.H., M.H. (lahir di Purbalingga, Jawa Tengah, 13 September 1962; umur 56 tahun) adalah seorang perwira tinggi Polri yang saat ini menjabat sebagai Kapolda Sulsel.
Umar, lulusan Akpol 1985 ini berpengalaman dalam bidang lantas. Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Kakorsabhara Baharkam Polri.
Sebagai seorang polisi, Umar Septono terkenal dekat dengan masyarakat. Ia biasa dekat dengan masyarakat kelas bawah yang menjalani hidup dalam keterbatasan.
Selain kedekatannya itu, Umar Septono juga tercatat pernah mengapresiasi anggotanya yang berkontribusi pada masyarakat. Sekalipun ia pernah menjadi "korban" dari ketegasan anggotanya, ia tak menaruh dendam ataupun menghukum anggotanya.
Hal itulah yang membuat sosok Umar Septono patut dijadikan teladan. Team kami merangkum 6 aksi Umar Septono yang patut dijadikan teladan.
1. Apresiasi anggota yang stop kendaraannya untuk penyeberangan ibu-ibu
Pada Desember 2017 lalu, mobil dinas Umar Septono pernah distop oleh Polantas Polsek Mariso Bripka Arby Isnal saat tengah melaju. Bripka Arby menyetop mobil Kapolda Sulsel lantaran ingin memberi ruang jalan kepada ibu-ibu yang hendak menyeberang.
Bripka Arby tak mengetahui bahwa mobil yang ia stop adalah kendaraan milik Umar Septono. Kala itu, tak ada pengawalan khusus untuk Umar Septono.
Meskipun diberhentikan oleh anggotanya sendiri saat melaju, Umar Septono justru mengapresiasi hal itu. Ia memberikan penghargaan pada anggota Polantas yang telah melayani masyarakat dengan baik tersebut.
Penghargaan ia berikan saat apel pagi di Polda Sulsel. Saat itu, terekam Umar Septono memuji aksi Bripka Arby di hadapan jajaran kepolisian lainnya Meski pada awalnya ia sempat disebut bagaimana bila dimutasi, tapi semua itu hanya bagian dari cara Umar Septono menguji kesetiaan anggotanya kepada masyarakat.
2. Memungut sampah
Jelang Natal dan tahun baru 2018 lalu, Umar Septono mengadakan inspeksi mendadak ke berbagai pasar di Kota Makassar. Di antara pasar yang ia kunjungi adalah Pasar Terong.
Di Pasar Terong, Umar menemui sejumlah sampah berserakan di jalan yang ia lalui. Ia pun kemudian memungut sampah tersebut tanpa sedikit pun rasa malu.
Menurut Umar, sampah-sampah tersebut haruslah diambil supaya pasar tidak kotor.
3. Memuliakan disabilitas
Pada suatu hari, Umar Septono melaksanakan salat berjemaah di Masjid Anny Mujahidah di Kelurahan Parang Tambung, Makassar. Selepas salat, Umar lalu menghampiri seorang bocah disabilitas. Ia pun langsung mencium tangan anak itu.
Bocah berbaju putih tersebut kaget melihat aksi Umar Septono. Begitu pun dengan warga yang berada di lokasi, mereka dibuat heran dengan aksi Umar Septono.
Menurut Kapolda Sulsel itu, orang dengan keterbatasan memiliki derajat lebih tinggi daripada dia di hadapan Tuhan. Ia pun mengapresiasi kesalehan anak tersebut yang tak lupa beribadah kepada Tuhan.
4. Gali liang lahat istri anggotanya yang meninggal
Pada suatu hari, masih dengan seragam dinas dan sebuah kopiah hitam di kepalanya, Umar Septono berjalan menuju sebuah pemakaman. Dengan satu sekop di tangannya, ia mulai memasuki liang lahat dan menggali tanah.
Penggalian tersebut ia lakukan bukan untuk keluarganya. Ia sukarela menggali kubur untuk PNS di Polda Sulsel yang sekaligus merupakan istri personel Polda Sulsel, Aiptu Sudarto.
Sejumlah tumpukan tanah berhasil ia naikkan. Ia tak berhenti meski hitamnya tanah mengotori seragamnya itu.
Beberapa orang yang berada di lokasi sempat kaget melihat aksi Umar Septono. Mereka menanyakan mengapa Kapolda Sulsel itu mau turun tangan menggali kubur jenazah istri anggotanya.
5. Cium Tangan Pengemis
Pada suatu saat, Umar Septono tengah berkunjung ke Pasar Terong di Makassar untuk memantau harga kebutuhan pokok. Dalam perjalanannya kala itu, Umar mendapati sosok ibu tanpa kaki sedang mengemis di sekitaran pasar.
Umar kemudian bergegas mendatangi ibu-ibu tersebut. Ia lalu mencium tangan pengemis itu. Aksi Umar tersebut sontak membuat kaget ratusan pedagang dan pengunjung pasar yang ada saat itu. Sebelumnya, Umar juga pernah melakukan aksi serupa.
6 Mencium Tangan Tukang Parkir
Pada suatu malam sang Bintang Bersama bawahanya mengadakan memantau keamanan di pantai Manakarra Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat Sang kapolda mendekati tukang parkir dan tukang parkir itu tidsk mengetahui kalau yang menghampiri adalah orang nomer satu di Polda Sulselbar,
Kapolda terlibat berbicang bincang dengan tukag parkir dan menanyakan keadaan keluarga. Saat sang jendral bertanya penghasilan, walapun punyah penghasilan minim tetap bersemangta untuk kuliahkan anaknya.. Dan kapolda meminta pada tukang parkir untu tetap menguliahkanya anaknya. Sang kapolda lalu menilpon anak tukang parkir dengan mengaku sebagai temen bapaknya. kapolda juga menanyakan biaya kuliah persemesternya
Kapolda memberih motivasi terhadap anak tukang parkir utk tetap bersemangat kuliah, karna mempunyai bapak yang tanggu utk anak anaknya
Setelah selesai tilpon kapolda memberih sejumlah uang untk biaya anaknya kuliah, dengan kerendahan hati sang kapoldo lalu mencium tangan bapak tukang parkir ini


No comments