SAMO News

Baret Merahmu, Bukan Baret Kehormatan

Baret Merahmu, Bukan Baret Kehormatan

Berbagi berita ini ke teman



SAMO News - Kisah seorang jendral bintang empat yang sejajar dengan prajurit dua,

Sangat menarik bilah kita bahas sosok Jendral Gatot Nurmantyo ini, Jendral bintang empat yang terkenal merakyat ini mempunyai kisah yang sangat menarik dalam karier militernya.

Pria kelahiran Tegal, Jawa Tengah, pada 13 Maret 1960, Adalah sosok anak yang taat kepada orang tua. Sebelum masuk ke Akademi Militer, Sebenarnya Gatot ingin menjadi arsitek. Makanya ia mendaftar ke Universitas Gadjah Mada (UGM). Tapi mengetahui anaknya mau masuk l UGM, ibundanya berpesan: “Ayahmu hanya seorang pensiunan. Kalau kamu masuk UGM, maka adik-adikmu bisa tidak sekolah.”

Gatot berubah haluan. Diam-diam dia berangkat ke Semarang, mendaftar Akabri melalui Kodam Diponegoro. Sekembalinya dari Semarang, ia memberitahu ibunya bahwa ia sudah mendaftar ke Akabri. Ibunya langsung mengizinkan dengan pesan, “Jika kamu menjadi tentara, kamu harus menjadi anggota RPKAD.”
Setelah lulus Akabri 1982, Gatot berusaha masuk menjadi anggota Kopassus (nama baru RPKAD). Tapi dalam usaha pertama ia tidak diterima. Pada kesempatan berikutnya, setelah berpangkat Kapten, saat bertugas di Pusat Latihan Tempur di Baturaja, Sumsel, ia kembali mendaftar masuk Kopassus. Kembali tidak diterima.

Sebenarnya kesempatan tersebut sudah habis. Tapi Gatot tidak pernah menyerah. Ia terus berdoa kepada Allah SWT agar suatu hari bisa diterima menjadi prajurit Kopassus.

Dia mendapatkannya ketika berusia 55 tahun, saat sudah berpangkat jenderal. Menolak brevet kehormatan yang bisa dengan mudah didapatkannya, dia memilih jalan terjal yang sesungguhnya.
Peristiwa itu terjadi pada kurun pertengahan 2014, tak lama setelah Gatot menjabat Kepala Staf Angkatan Darat. Sebagai jenderal bintang empat di Angkatan Darat, Gatot berhak mendapatkan brevet kehormatan dari Kopassus.

Kopassus merupakan korps elite milik TNI AD, yang setiap anggotanya harus melewati seleksi sangat ketat. Adapun Gatot semasa prajurit merupakan anggota infanteri baret hijau Kostrad.

"Panglima TNI Gatot Nurmantyo saat menjabat KSAD sebenarnya mendapatkan brevet kehormatan Kopassus, brevet komando setiap pejabat kepala Angkatan Darat," kata Kepala Penerangan Kopassus Letkol Joko saat ditemui di kompleks Kopassus, Jalan RA Fadillah Raya, Cijantung, Psasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (26/7/2017).
Joko mengatakan pada dasarnya seorang KSAD akan secara otomatis mendapatkan brevet sebagai tanda penghargaan. Tapi Gatot memilih mendapatkan brevet dengan jalan meraih dengan usaha sendiri.

"KSAD saat itu, Panglima Jenderal Gatot Nurmantyo, dia nggak mau menerima begitu saja brevet Kopassus sebagai warga kehormatan. Beliau ingin brevet yang ditempuh itu harus dilaksanakan," ucap dia.
Gatot pun mengikuti latihan pendidikan komando bersama prajurit lainnya. Laiknya seorang siswa, Gatot mengikuti kegiatan latihan bersama peserta didik lainya.

"Brevet komando itu betul ditempuh oleh Bapak KSAD waktu itu, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, melalui latihan," ujar Joko.

Dia mengatakan beragam kegiatan latihan dilakukan Gatot. Pendidikan itu dilakukan selama sekitar tiga minggu dari waktu yang semestinya selama tujuh bulan.

No comments