SAMO News

Tangkal ancaman Korut, AS-Korsel luncurkan sistem rudal

Tangkal ancaman Korut, AS-Korsel luncurkan sistem rudal

Berbagi berita ini ke teman



Amerika Serikat dan Korea Selatan setuju meluncurkan 'sistem pertahanan rudal kontroversial', untuk mengantisipasi ancaman yang semakin besar dari Korea Utara.

Sistem anti rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) akan diluncurkan sepenuhnya untuk menangkis ancaman dari Pyongyang, menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Korsel.

Masih belum jelas dimana rudal ini akan ditempatkan dan siapa yang akan memiliki kendali akhir.

Diskusi dimulai di bulan Februari setelah Korut menembakkan rudal jarak jauh, namun Cina telah secara konsisten keberatan.


Sistem THAAD akan mampu mendeteksi dan menembak jatuh misil Korut, namun Cina berkata ini akan merusak kepentingan keamanan negara-negara di wilayah tersebut.

Wartawan Korea BBC, Stephen Evans, mengatakan Beijing khawatir sistem radar ini akan mampu mendeteksi jauh ke dalam teritorinya. Cina, sekutu terdekat Korut, mendukung sanksi PBB terbaru setelah Korut melangsungkan tes rudal dan nuklir.
'Sesegera mungkin'

Kementerian Pertahanan Korsel mengumukan jika sistem rudal ini akan diluncurkan ‘sesegera mungkin’.

Pengumuman ini muncul setelah Korut mencela sanksi AS terhadap Kim Jong-un, mengatakan itu sebuah ‘deklarasi terbuka atas perang’, setelah Kim Jong-un dituduh melakukan pelanggaran HAM.

AS telah menjatuhkan sanksi atas kepala negara tersebut untuk pertama kalinya, menyatakan dia bertanggung jawab langsung atas pelanggaran HAM di negara tersebut.

Pyongyang telah mengancam akan menutup semua kanal diplomatik dengan AS kecuali jika daftar hitam tersebut dicabut, seperti dilaporkan agensi berita Yonhap.


Dengan adanya sanksi ini akan membekukan setiap properti warga Korut yang ada di AS dan mencegah warga AS bekerja sama dengan Korut.

"Di bawah Kim Jong-un, Korea Utara kerap melakukan kekejaman yang tak dapat ditolerir dan menyengsarakan jutaan warganya, termasuk pembunuhan di luar hukum, kerja paksa dan penyiksaan,” menurut pernyataan Departemen Keuangan AS.

Diduga ada 80.000 hingga 120.000 orang ditahan di penjara Korut di mana siksaan, kekerasan seksual dan eksekusi mati adalah hal yang biasa terjadi.(BBC)


No comments