Di antara nama-nama baru kabinet Presiden Joko Widodo yang diumumkan hari Rabu (27/07) terdapat Wiranto, mantan jenderal yang pernah menjadi panglima TNI dan menteri pertahanan.
Sejak pensiun dari dinas militer, Wiranto aktif di panggung politik dengan menjadi pendiri dan ketua umum Hanura dan partai ini adalah salah satu penyokong naiknya Joko Widodo sebagai presiden.
"Ini adalah kompensasi penggantian dua menteri dari Hanura," kata Asfar.
Ia mengakui bahwa Hanura bukan partai besar tapi kekecewaan partai ini "berpotensi menyebabkan kegaduhan yang tak perlu" yang bisa dianggap pelaku bisnis sebagai sinyal ketidakpastian.
"Pak Jokowi saya duga ingin bermain aman ... presiden saya kira sudah membuat perhitungan bahwa reaksi Hanura bisa lebih problematik dibandingkan protes dari kalangan pegiat HAM," papar Asfar.
Soal bayangan kasus-kasus masa lalu yang mungkin "bisa mengganggu" kinerja Wiranto, Asfar mengatakan sejauh Wiranto ke depan mengambil tindakan atau kebijakan yang mendukung nilai-niai demokrasi dan HAM, protes dan keberatan terhadap Wiranto akan menjadi minimal.
"Saya memperkirakan Wiranto tidak akan mengambil tindakan yang kontroversial yang dinilai melemahkan demokrasi dan HAM," katanya.
Menteri Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, kepada kator berita AFP menjelaskan bahwa Wiranto adalah figur yang "telah teruji dan berpengalaman".
No comments
Post a Comment