SAMO News

Bentrokan Berdarah di Sudan Selatan Terjadi Lagi, Puluhan Orang Tewas

Bentrokan Berdarah di Sudan Selatan Terjadi Lagi, Puluhan Orang Tewas

Berbagi berita ini ke teman


Seperti dilansir kantor berita REUTERS, Puluhan orang tewas dalam bentrokan bersenjata di Ibu kota Sudan Selatan, Juba, demikian keterangan militer, tim kesehatan dan sumber-sumber media. Adu tembak terjadi pada Jumat (08/07) di dekat kantor Presiden Salva Kiir yang saat itu bertemu bekas pesaingnya, Wakil presiden Riek Machar. Jumlah korban tewas masih simpang-siur, tetapi beberapa laporan menyebutkan korban tewas antara 100 dan 150 orang.

Perjanjian damai setahun lalu, yang telah mengakhiri perang saudara selama 20 bulan, belum mampu mengakhiri berbagai kerusuhan. Sudan Selatan, dengan ibu kota Juba, adalah negara terbaru di dunia, yang tahun ini memasuki usia lima tahun setelah melepaskan diri dari negara tetangganya, Sudan.


Senjata berat dan artileri

Bentrokan bersenjata pada Jumat tampaknya dipicu perang mulut antara pengawal Kiir dan Machar. Dua orang ini bertemu di Istana kepresidenan pada Jumat. Konflik bersenjata itu kemudian meningkat setengah jam kemudian. Kedua pihak menggunakan senjata berat dan artileri yang ditempatkan di sejumlah sudut ibu kota.

Dalam pidato hari kemerdekaan negaranya, Kiir mengatakan: "Sudan Selatan bakal berjaya apabila kita mengutamakan negara kita, ketimbang suku atau kelompok politik."


Dia menambahkan semua orang di Sudan Selatan harus "menjadikan kekayaan keragaman budaya sebagai sumber persatuan".

Pada Sabtu (09/07), seorang wartawan Sudan Selatan mengatakan kepada BBC bahwa sejumlah wartawan - yang terjebak di dalam kantor kepresidenan - menghitung setidaknya ada 100 jasad yang tergeletak di dalam dan di luar kompleks kepresidenan.
Diduga 115 orang tewas
Seorang dokter di rumah sakit mengatakan kepada Kantor berita Associated Press bahwa sejumlah jasad telah dilarikan ke rumah sakit dibawa, sementara juru bicara militer dari kelompok oposisi - yaitu faksi dari Wapres Machar - mengatakan kepada Kantor berita Reuters bahwa ada 115 orang yang tewas.

Kiir dan Machar menggambarkan aksi kekerasan yang terjadi pada Jumat sebagai "kemalangan".
Dalam kesepakatan damai pada Agustus 2015 lalu, dua faksi bersenjata telah ditempatkan di ibu kota Juba sejak April lalu.

Puluhan ribu orang tewas dalam perang sipil dan jutaan orang terpaksa meninggalkan kediamannya.

Sehari setelah bentrokan, jalan-jalan di Juba dilaporkan terlihat tenang. Sejumlah rintangan telah didirikan di berbagai jalan protokol ibu kota, dan pasukan keamanan terus melakukan patroli mencari orang-orang bersenjata.(Reuters/BBC)

No comments