Pemerintah mengatakan telah melakukan evaluasi untuk mengantisipasi arus balik beberapa hari ke depan, setelah terjadi kemacetan parah 'sepanjang 20 kilometer' di Brebes, Jawa Tengah.
Setidaknya 12 orang meninggal dunia dalam kemacetan panjang pada arus mudik 3 hingga 5 Juli kemarin yang utamanya disebabkan oleh tersendatnya lalu lintas di pintu tol Brebes Timur yang kini sering dijuluki Brexit atau Brebes Exit.
Brexit atau Britain Exit berasal dari istilah yang digunakan dalam referendum Uni Eropa di Inggris dengan hasil keluar dari organisasi Eropa itu.
Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa kelelahan dan kekurangan cairan adalah salah satu faktor utama.
Di media sosial, banyak orang menumpahkan kekesalan dan menyebutnya sebagai 'mudik terburuk'. "15 tahun tradisi mudik baru kali ini mudik terburuk Cirebon-Purwokerto 26 jam," kata pengguna Facebook, Sulis Tiya Ningsih.
"Kemacetan yang luar biasa di tol Brexit (Brebes Timur). Kami berangkat dari Gunung Sindur 30 Juni pukul 22.00, sampai Brebes pukul 04.00. Pukul 06.00 masih di Brebes. Pukul 09.00 masih juga di Brebes. Akhirnya kami tidur, begitu bangun pun masih di Brebes. Luar biasa..," kata pengguna lain dengan akun Murdoyoko Atmowiharjo.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Puji Hartanto, mengatakan pemerintah akan 'lebih meningkatkan koordinasi dan rekayasa lalu lintas lebih awal sehingga tidak terjadi lagi penumpukan' dalam arus balik kali ini.
Mereka memperkirakan arus balik akan mencapai puncak pada H+3, atau pada Minggu ini (10/07).
"Dari kepolisian sudah harus sudah siap merekayasa lalu lintas, harus dibuang ke jalur tengah dan jalur selatan," kata Puji kepada BBC Indonesia.
Puji mengatakan salah satu penyebab kemacetan panjang dalam arus mudik kemarin adalah jumlah mobil yang tidak terduga.
"Kita memprediksi kurang tepat. (Prediksinya karena) Liburnya agak lama, jadi bisa terbagi, tetapi dilihat dari angka tidak demikian, semua tertumpu pada H-3 karena ingin menggunakan tol Cipali. Jadi menimbulkan... kalau teorinya seperti air bah...," katanya.
Puji menambahkan bahwa pihaknya memahami emosi para pengendara, namun dia mengatakan berterima kasih atas pengertian pengendara yang 'tetap membayar tol' dan tidak berbuat kekerasan.
Hingga kini tercatat ada sekitar 400 pemudik tewas dalam libur Lebaran tahun 2016, termasuk 12 orang dalam kemacetan di Brexit, kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan kepada AFP.
No comments
Post a Comment