Presiden Suriah Bashar al-Assad memperingatkan Turki bahwa negara tetangga itu akan membayar mahal karena mendukung yang disebutnya sebagai ‘teroris’ di Suriah.
Dalam wawancara yang diudarakan hari Jumat melalui jaringan televisi Turki, Halk TV, Assad menuduh PM Turki Recep Tayyip Erdogan membiarkan ekstremis dari lebih dari 80 negara melintas perbatasan ke Suriah. Menurut Assad, ini mengakibatkan tewasnya puluhan ribu warga Suriah.
Pernyataan itu dikeluarkan setelah parlemen Turki menyetujui perpanjangan mandat untuk mengerahkan tentara Turki ke Suriah, jika perlu. Mandat itu pertama dikeluarkan tahun lalu setelah tembakan mortir Suriah jatuh di Turki menewaskan lima warga Turki.
Sementara itu, para analis mengatakan pemberontak Suriah makin banyak disusupi ekstremis Muslim. Bulan lalu, militan terkait al-Qaida merebut kota Azaz, lima kilometer dari perbatasan dengan Turki.
Koalisi Pemberontak Suriah Serukan Akhiri Pertikaian
Kelompok pemberontak di Suriah Kamis (3/10) menuntut militan terkait al-Qaida dan faksi oposisi yang didukung Barat agar mengakhiri pertempuran.
Beberapa kelompok pemberontak yang kuat di Suriah Kamis (3/10) menuntut militan terkait al-Qaida dan faksi oposisi yang didukung Barat agar mengakhiri pertempuran mereka di Suriah utara, dan menyerukan agar kelompok garis keras Islam menarik pasukan mereka dalam waktu dua hari.
Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris mengatakan pihak yang menandatangani permohonan itu termasuk Tentara Islam, Brigade Tauhid dan kelompok Ahrar al-Sham - semuanya berafiliasi dengan aliansi Tentara Pembebasan Suriah yang didukung Barat.
Kelompok yang berafiliasi dengan al-Qaida, Negara Islam Irak dan Levant, bulan lalu merebut kota Azaz, yang terletak sekitar lima kilometer dari perbatasan dengan Turki, dan sejak saat itu telah berulang kali bentrok dengan Brigade Badai Utara Tentara Pembebasan Suriah.
Upaya sebelumnya yang dilakukan kelompok-kelompok pemberontak untuk merundingkan gencatan senjata antara kedua belah pihak tidak berhasil.
Perpecahan di kalangan pemberontak itu telah menghambat perang melawan pasukan Presiden Bashar al-Assad yang memiliki perlengkapan lebih baik dan terorganisasi dalam konflik berdarah di sana. (AP?VOA)
No comments
Post a Comment