Tim khusus telah dibentuk untuk menyelidiki kasus tersebut, termasuk terkait dengan pengawalan enam truk yang dilakukan Bripka Sukardi malam itu.
"Kaitan dengan pengawalan, pertanyaan bagus, tapi masih belum bisa kami jawab. Tim masih terus meng-update semuanya," kata Timur di Istana Negara, Kamis 12 September 2013.
Dia juga tak bisa memastikan apakah pengawalan yang dilakukan oleh Bripka Sukardi malam itu melanggar aturan atau tidak. Ia menyerahkan masalah itu sepenuhnya kepada pihak Propam. "Kami fokus pada masalah penembakan," ujarnya.
Tak hanya itu, Timur juga membantah mengenai banyaknya anggota Polri yang kerap menyambi pekerjaan mengawal karena kekurangan biaya hidup. "Tidak ada polisi nyambi. Polisi memberikan pelayanan," tegasnya.
Pekerjaan sampingan mengawal Bripka Sukardi diakui oleh istrinya, Tirtasari (44 tahun). Dia juga tahu pekerjaan sampingan itu bukan bagian dari tugas kantor.
Tirta menceritakan, suaminya terpaksa mengambil pekerjaan sampingan karena gajinya sebagai anggota kepolisian yang sebesar Rp5 juta tak cukup untuk membiayai seluruh keluarga, terutama tiga orang anaknya yang bersekolah.
"Anak pertama kan sudah kuliah, jadi Bapak sering cari tambahan untuk biaya kuliah dia. Alhamdulillah selama ini cukup," kata Tirta.
Bripka Sukardi, anggota Satuan Pol Air Provost Baharkam Mabes Polri, ditembak di depan kantor KPK pukul 22.15 WIB ketika sedang mengawal enam truk tronton bermuatan material elevator dari Tanjung Priok menuju Rasuna Said Tower, Jakarta Selatan.
Bripka Sukardi yang saat kejadian mengendarai motor Honda Supra dan berpakaian dinas, langsung tewas di tempat. Ia terkena tiga tembakan di dada dan perut. Pelaku penembakan diduga merampas senjata milik Bripka Sukardi, sebab senjatanya tidak ditemukan ketika ia tergeletak di jalan. Hal ini masih diselidiki lebih lanjut oleh polisi.
Korban meninggalkan seorang istri, dan tiga orang anak. Putri pertamanya, Dita Kardina Putri, merupakan mahasiswi semester tiga di STMT Trisakti. Putri kedua, Devi Novita, duduk di kelas 2 SMP Setia Bhakti Cipinang. Sementara putra bungsunya, Muhammad Adi Wibowo, masih duduk di kelas 2 SDN 02 Pagi Jakarta.
No comments
Post a Comment