SAMO News

Pemberontak Suriah Bunuh Ulama Pro-Pemerintah

Pemberontak Suriah Bunuh Ulama Pro-Pemerintah

Berbagi berita ini ke teman



SAMO News -- Organisasi HAM Suriah di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, dan media pemerintah Suriah melaporkan hari Sabtu bahwa Sheikh Hassan Seifeddine, imam masjid di Aleppo utara, dibunuh pemberontak dalam pertempuran sengit di wilayah Sheikh Maqsoud. Menurut Observatory, pemberontak kemudian mengarak mayat ulama itu di daerah sekitarnya.

Kebrutalan terbaru itu terjadi hanya beberapa hari setelah seorang penyerang bunuh diri meledakkan bom dalam masjid kuno Damaskus, menewaskan ulama pro-pemerintah Mohammed al-Buti. Presiden Suriah Bashar al-Assad hari Jumat bertekad membersihkan negaranya dari ekstrimis yang dituding melakukan serangan, yang menewaskan sekitar 50 orang, itu.

Belakangan ini, ekstrimis berperan lebih besar di kalangan kelompok pemberontak di Suriah sementara pemberontakan yang sudah berlangsung dua tahun itu terus berlangsung tanpa tanda-tanda akan berakhir.


Pemberontak Suriah Rebut Kota Dael Dekat Perbatasan Yordania
Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris menyebutkan pemberontak memaksa sebagian besar pasukan pemerintah keluar dari kota Dael di provinsi Daraa setelah pertempuran maut selama 24 jam. Sedikitnya 16 pemberontak dan beberapa lainnya tewas dalam pertempuran itu.

Kawasan yang kembali dilanda bentrokan itu merupakan gerbang penting menuju ibukota, Damaskus. Observatory juga menyatakan pertempuran merebak hari Jumat di beberapa kawasan di sekitar ibukota, termasuk Qaboon dan Yarmuk.

Bentrokan itu berlangsung sehari setelah mortir menewaskan sebanyak 15 mahasiswa di Universitas Damaskus, Suriah. Media pemerintah menuding serangan itu dilakukan oposisi. Para aktivis oposisi juga melaporkan tentang pengeboman, tetapi tidak menyebutkan siapa yang bertanggungjawab.

Perang saudara yang telah berlangsung dua tahun, yang bermula sebagai pemberontakan damai melawan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad, telah menewaskan sedikitnya 70 ribu orang.(VOA)

No comments