SAMO News -- Korea Utara memperingatkan bahwa negaranya dapat menembakkan roket ke Guam, Hawaii, dan daratan Amerika Serikat sebagai balasan atas misi penerbangan pembom Amerika. Hal ini merupakan ancaman terbaru dari rentetan ancaman Pyongyang terhadap Amerika dan sekutu-sekutunya di kawasan itu. Roket-roket Korea Utara diyakini tidak mempunyai kemampuan mencapai daratan Amerika Serikat.
Pernyataan itu dikeluarkan hanya beberapa jam setelah Presiden Korea Selatan Park Geun-hye memperingatkan Utara agar meninggalkan senjata nuklirnya dan menghentikan tindak provokasi. Park Geun-hye mengatakan hal tersebut merupakan satu-satunya jalan bagi Pyongyang untuk selamat.
Park mengatakan demikian dalam pidatonya memperingati genap tiga tahun penenggelaman maut kapal perang Korea Selatan Cheonan. Seoul menuduh Pyongyang melakukan serangan atas kapal perang tersebut dan menewaskan 46 tentara angkatan laut tersebut, yang dibantah oleh Korut.
Separuh Warga Korsel Prihatin soal Pyongyang.
Sementara ancaman hampir tiap hari datang dari Korea Utara banyak warga Korea Selatan mengambil sikap keras pada negara tetangga terdekatnya.
Jajak pendapat Korea Gallup yang dilakukan minggu lalu di Korea Selatan menunjukkan hampir separuh di antara mereka yang disurvei atau sekitar 47 persen mengatakan mereka menganggap Korea Utara akan melancarkan aksi terbatas untuk memprovokasi Korea Selatan atau memulai perang habis-habisan.
Dengan persentase yang sama, hampir separuh warga Korsel lainnya menganggap bahwa Korea Utara tidak akan melakukan aksi untuk memprovokasi perang.
Jajak pendapat itu menanyakan apakah warga Korea Selatan sependapat dengan pernyataan pejabat militer baru-baru ini bahwa setiap provokasi oleh Korea Utara sebaiknya mendapat tanggapan 10 kali lebih besar dari pasukan Korea Selatan. Mayoritas responden sependapat.
Namun, sebagian besar responden menganggap pemerintah Korea Selatan tidak siap sepenuhnya untuk menanggapi Korea Utara.
Dalam beberapa minggu terakhir ini, Korea Utara lagi-lagi mengarahkan kata-kata tajam kepada Amerika dan Korea Selatan dengan mengancam akan mengubah Seoul menjadi “lautan api” dan melancarkan serangan-serangan nuklir pada sejumlah sasaran di Amerika.
Dua analis berbasis di Washington memberitahu VOA, kecil kemungkinan Korea Utara akan berperang dengan Amerika. Bahaya yang lebih besar, kata mereka adalah Pyongyang melakukan sesuatu untuk memprovokasi konflik antara kedua Korea.
Bruce Klingner dari Heritage Foundation mengatakan pertempuran bisa terjadi di Laut Kuning dekat perbatasan maritim yang dibentuk pada akhir Perang Korea tahun 1953. Korea Utara tidak pernah mengakui perbatasan itu dan menggaris ulang perbatasan itu pada akhir 1990-an dengan memasukkan lima kepulauan Korea Selatan ke dalam wilayahnya.
Ketidakstabilan besar di kawasan itu terakhir mencuat tahun 2010, sewaktu sebuah terpedo menenggelamkan kapal perang Korea Selatan “Cheonan”, menewaskan 46 pelaut. Seoul menuduh Pyongyang yang menyangkal serangan itu. Tahun itu juga, Korea Utara mengarahkan tembakan artileri ke Yeonpyeong, salah satu dari lima pulau Korea Selatan dan menewaskan empat orang lagi.
Ellen Kim dari Center for Strategic and International Studies mengatakan Pyongyang harus dibujuk untuk tidak melakukan provokasi.
AS Kecam Ancaman Serangan oleh Korea Utara
Jurubicara Pentagon George Little mengatakan Korea Utara harus berhenti “mengancam perdamaian”, dan bahwa retorika semacam itu tidak ada manfaatnya.
George Little mengatakan, “Retorika dan ancaman Korea Utara sama seperti pola-pola lama untuk memicu ketegangan dan mengintimidasi pihak lain. Ini tidak ada manfaatnya dan hanya akan semakin mengucilkan Korea Utara, serta memperlemah upaya internasional dalam menjamin perdamaian dan stabilitas di Asia Timur Laut.”
Selain ancaman serangan roket terhadap Amerika, Korea Utara mengatakan “semua tentara artileri termasuk satuan-satuan roket strategis dan satuan-satuan artileri jarak jauh” telah ditempatkan dalam “posisi siap tempur.”
Ini adalah yang terbaru dalam serangkaian ancaman oleh Korea Utara terhadap Amerika dan sekutu-sekutunya di Asia. Roket-roket Korea Utara diyakini tidak memiliki kemampuan menyerang daratan Amerika.
Korea Selatan mengatakan para pejabat pertahanan yang memantau situasi itu belum melihat aktivitas militer apapun yang mencurigakan di Korea Utara.
Pernyataan terbaru Korea Utara ini diungkapkan tidak lama setelah Presiden Korea Selatan Park Geun-hye mengingatkan Pyongyang agar menghentikan aktivitas senjata nuklirnya dan berhenti melakukan provokasi. Ia mengatakan ini adalah satu-satunya cara Korea Utara bisa bertahan.
No comments
Post a Comment