SAMO News

5 Tentara Malaysia Tewas Ditembak di Sabah.Perang di Sabah Makin Berdarah

5 Tentara Malaysia Tewas Ditembak di Sabah.Perang di Sabah Makin Berdarah

Berbagi berita ini ke teman






Para pendukung Sultan Sulu Jamalul Kiram III dari Filipina selatan yang menduduki sebuah desa di Sabah sejak bulan Februari, terlibat konfrontasi dengan pasukan keamanan Malaysia.

Hari Jumat (1/3) polisi Malaysia berupaya mengakhiri konfrontasi dengan kelompok yang menuntut pengakuan pemerintah Malaysia bahwa Sabah adalah milik Kesultanan Sulu. Upaya itu berakhir dengan tewasnya dua orang polisi dan 12 pengikut Sultan Sulu.

Lima orang polisi Malaysia tewas Sabtu petang (2/3) saat mengejar anak buah Sultan Sulu. Hal tersebut meningkatkan kekhawatiran dan suasana tidak aman di wilayah kaya sumber daya yang makin diminati investor itu.

Inspektur Jenderal Polisi Malaysia Ismail Omar hari Minggu menegaskan bahwa situasinya dapat dikendalikan. Konfrontasi ini dikhawatirkan akan memicu kembali ketegangan antara Malaysia dan Filipina yang sering timbul karena masalah migrasi di sepanjang perbatasan antara kedua negara.


Putera Mahkota Sulu: Saya Tidak Menghasut Peperangan



Pemerintah Filipina dikabarkan menuduh Kesultanan Sulu menghasut peperangan dengan Malaysia dengan mengutus pasukannya menduduki wilayah Sabah. Namun Putera Mahkota Sulu menegaskan, kehadirannya di Sabah tidak ditujukan untuk menghasut masalah atau peperangan.

"Kami datang ke sini berdasarkan kehendak kami sendiri. Meski mereka semua adalah pasukan sultan, saya tidak memaksa mereka datang bersama saya," ujar Putera Mahkota Sulu Datu Raja Muda Agbimuddin Kiram, seperti dikutip dari GMA, Kamis (28/2/2013).

"Kami di sini tidak untuk menghasut masalah, tidak. Kami hanya ingin hidup di sini karena tanah ini merupakan wilayah kami. Kami ingin menggugah dunia (untuk mengakui) hak kami," tegasnya.

Menteri Hukum Filipina Leila de Lima mengatakan bahwa Kiram beserta loyalisnya bisa didakwa karena melanggar Pasal 118. Mereka juga terancam hukuman penjara 12 tahun bila mereka dinyatakan bersalah. Pemerintah Filipina pun menduga, ada pihak yang mendukung Kesultanan Sulu agar bertindak agresif dan mengklaim wilayah Malaysia.

"Dengan tindakannya yang di luar hukum, kelompok ini (Kesultanan Sulu) memprovokasi terjadinya perang dan mengekspos warga negara kita untuk melakukan pembalasan," ujar de Lima.

Sejauh ini, para loyalis Sultan Sulu sudah diperingatkan agar meninggalkan wilayah Sabah guna mencegah terjadinya masalah baru. Namun mereka tetap memutuskan menduduki wilayah tersebut.

Agbimuddin Kiram juga mengatakan, dirinya siap meninggalkan Sabah asalkan Filipina memberi jaminan berupa negosiasi ulang wilayah Sabah dengan Malaysia. Agbimuddin Kiram menambahkan, tidaklah bermasalah bila selama negosiasi itu berlangsung, dirinya menetap di Sabah.

Putera Mahkota Sulu itu menjelaskan, ada sekira 275 pengikut Kesultanan Sulu yang saat ini di Sabah. Namun Kiram menolak untuk menginformasikan, berapa jumlah pengikutnya yang dipersenjatai.

Sultan Sulu: Kami Akan Berjuang sampai Titik Darah Penghabisan!

Sultan Sulu Jamalul Kiram III menegaskan, pasukannya di Sabah akan berjuang melawan pasukan Malaysia hingga titik darah penghabisan. Kiram sama sekali tidak mau menyerah dalam perseteruan ini.

"Putera mahkota, pasukan kesultanan, dan banyak patriot yang mendarat di Sabah secara sukarela akan berperang hingga titik darah penghabisan untuk melindungi idealisme dan aspirasi mereka," ujar Kiram, seperti dikutip AFP, Selasa (5/3/2013).

Kiram mengutus Putera Mahkota Raja Muda Agbimuddin Kiram serta para pengikutnya pergi ke Sabah pada 12 Februari lalu. Mereka berniat merebut kembali Sabah yang saat ini berada di pangkuan Malaysia.

Mereka pun berkeras diri menetap di wilayah itu, mengabaikan peringatan dari Malaysia dan Filipina yang meminta mereka angkat kaki dari Sabah. Perseteruan pun terjadi antara loyalis Sultan Kiram dan polisi Malaysia yang berbuntut sebuah operasi militer dari lima batalion pasukan Malaysia.

Usai bombardir udara dan penyerbuan dilakukan oleh pasukan Malaysia, Malaysia pun mengklaim kemenangan. Namun Kesultanan Sulu muncul kembali dan menegaskan bahwa Raja Muda tidak terbunuh dalam operasi militer itu. Loyalis-loyalis Kiram mulai menyusun strategi untuk menghadapi Malaysia.

Sejauh ini, konflik Malaysia dan Kesultanan Sulu telah menelan korban jiwa sebanyak 27 orang dari dua belah pihak. Kiram sempat meminta campur tangan Amerika Serikat (AS) dan Inggris untuk isu Sabah. Hal itu disebabkan karena Kiram sudah kehilangan kepercayaan dengan Pemerintah Filipina.

"Kami akan mencari bantuan dari organiasi internasional dan dua kekuatan dunia. Tidak hanya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kami juga akan mendesak Amerika Serikat dan Inggris juga (turut campur)," tegas Kiram.

No comments