Para ahli Korea Selatan mengatakan mereka tidak mendeteksi isotop radioaktif dari uji coba nuklir Korea Utara, yang menghambat upaya mengakses peralatan yang digunakan.
Delapan sampel sudah dianalisa dan tidak ditemukan kandungan radioaktif, seperti dinyatakan Komisi Keamanan dan Keselamatan Nuklir Klik Korea Selatan.
Jika ditemukan -khususnya gas xenon- maka akan bisa membantu para ahli untuk memastikan apakah uji coba menggunakan peralatan berbasis plutonimun atau uranium.
Tak lama setelah Klik uji coba nuklir Korea Utara berlangsung, pesawat dan kapal Korea Selatan langsung dikerahkan untuk mengumpulkan sampel. Jepang juga langsung menerbangkan pesawatnya untuk tujuan yang sama.
"Dua hari setelah uji coba nuklir Korea Utara, komisi telah menyelesaikan analisis atas delapan sampel dan tidak ada isotip radioaktif yang ditemukan hingga pukul 15.00 Kamis," tulis pernyataan komisi.
Ditambahkan bahwa tidak ada juga perubahan yang tercatat dalam 122 sistem pemantau radiasi yang tersebar di Korea Selatan.
Kim Jomg-un di TV
Uji coba nuklir Korea Utara memicu kecaman, termasuk dari Cina
Pengumuman ini muncul bersamaan dengan berlangsungnya latihan militer Korea Selatan di kawasan perbatasan, Kamis 14 Februari.
Diduga melibatkan uranium
Korea Utara pada Selasa 12 Februari megatakan telah melaksanakan uji coba nuklir bawah tanah, yang menurut mereka lebih kecil dari yang sebelumnya namun dengan daya ledak lebih kuat.
Getaran seismik yang dipicu oleh uji coba di lokasi Punggye-ri itu dideteksi di beberapa negara.
Sebelumnya Korea Utara sudah dua kali melakukan uji coba nuklir, yaitu pada tahun 2006 dan 2009, yang melibatkan plutonium namun namun uji coba ketiga diperkirakan berkaitan dengan program pengayaan uranium.
Uji coba nuklir yang ketiga ini Klik memicu kecaman dari berbagaiKlik negara, termasuk dari Cina yang merupakan sekutu erat pemerintah Pyongyang.
Kementerian Luar Negeri Cina menyebutnya sebagai perilaku provokatif namun pada saat bersamaan menyatakan keengganan untuk menerapkan sanksi yang lebih keras atas Korea Utara.
Amerika Serikat dan sejumlah negara dilaporkan masih melakukan koordinasi untuk menanggapi uji coba tersebut.
No comments
Post a Comment