SAMO News

Philipina menuntut Malaysia untuk mengembalikan wilayah Sabah.

Philipina menuntut Malaysia untuk mengembalikan wilayah Sabah.

Berbagi berita ini ke teman



Sebuah wilayah di Sabah, Malaysia, sudah hampir seminggu ini diduduki oleh sekitar 100 orang yang diduga bersenjata dari sebuah klan kesultanan di Filipina. Menurut mereka, wilayah itu adalah milik leluhur mereka dan harus dikembalikan kepada pemimpin mereka, Sultan Jamalul Kiram III.

Kejadian ini dipicu setelah kesultanan Sulu merasa dirugikan oleh kesepakatan damai antara pemerintah Filipina dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) di Kepulauan Mindanao. Dalam kesepakatan tersebut, Filipina menyebut daerah itu sebagai wilayah otonomi Bangsamoro dan memberikan sebagian besar wilayah untuk dikelola secara independen.

Kesultanan pimpinan Jamalul Kiram sebelumnya menguasai wilayah Sulu di Mindanao. Namun, menurut perjanjian antara MILF dan pemerintah, Sulu diberikan kepada pemerintahan yang baru. Mereka tidak dapat jatah lahan, akhirnya kesultanan ini berniat merebut wilayah mereka di tempat yang lain, yaitu Sabah, Malaysia.

Diberitakan Reuters, Senin 18 Februari 2013, sekitar 100 orang bersenjata menduduki Lahad Datu, wilayah penghasil kelapa sawit di Sabah. Sultan Jamalul Kiram III mengatakan bahwa para pemuda itu rela mati demi hak-hak tanah warisan mereka.

"Kenapa kami harus meninggalkan rumah kami? Bahkan mereka (Malaysia) membayar sewa pada kami," kata dia di Manila sehari sebelumnya.

Sejak zaman kolonial, pemerintah Inggris mengakui wilayah Sabah adalah milik Kesultanan Sulu. Itulah sebabnya Malaysia membayarkan sejumlah uang atau upeti setiap tahunnya sebagai bentuk sewa lahan.

Baik pemerintah Malaysia dan Filipina meminta kelompok tersebut untuk segera hengkang dari Sabah. Juru bicara kesultanan, Abraham Idjirani, mengatakan bahwa pemimpin gerombolan itu yaitu adik sultan, Raja Muda Abimuddin Kiran, mengatakan bahwa mereka tidak akan pindah barang sejengkal.

"Tujuan kami adalah menduduki daerah itu secara permanen, dengan dasar bahwa kesultanan memiliki daerah Sabah berdasarkan hak-hak kedaulatan," kata Abraham.

Namun, pemerintah Malaysia enggan memenuhi permintaan mereka dan menegaskan bahwa komplotan itu akan dideportasi. Tidak disebutkan bagaimana caranya, yang jelas saat ini pasukan bersenjata dari Kepolisian Diraja Malaysia sudah mengepung tempat itu. Pengamanan juga diperketat, setiap kendaraan yang masuk akan diperiksa.

"Kami katakan, kami tidak bisa memenuhi permintaan itu karena mereka memilih cara yang salah dalam menyampaikan tuntutan. Sekarang kami akan pulangkan mereka agar mereka bisa menemukan jalan yang tepat menyalurkan aspirasi," kata Komisaris Polisi Sabah Datuk Hamza, dikutip dari The Malaysian Insider.

No comments