YERUSALEM – Pengamat Israel menduga ada kemungkinan Iran berada di balik uji coba nuklir Korea Utara (Korut) pada Selasa 12 Februari kemarin. Iran dituduh Israel menggunakan Korut untuk menguji nuklir yang dikembangkannya.
“Iran tidak melakukan uji coba nuklir di negaranya sendiri, tapi mereka mungkin melakukannya di Korut,” ujar ahli pertahanan dari Universitas Bar-Ilan, Alon Levkowitz, seperti dikutip Jerusalem Post, Rabu (13/2/2013).
“Iran dan Korut sudah melakukan kerja sama nuklir sejak tahun 1980-an. Korut sempat membantu mengembangkan reaktor nuklir di Suriah yang merupakan sekutu dari Iran,” lanjut Levkowitz.
Sampai saat ini tidak diketahui apakah tes nuklir Korut menggunakan bahan plutonium atau uranium yang diperkaya. Jika Korut terbukti memakai uranium maka kecurigaan akan campur tangan Iran dalam uji coba nuklir Korut menjadi semakin besar.
Program nuklir Korut sebagian besar dijalankan dengan bahan plutonium, sedangkan program nuklir Iran dijalankan dengan menggunakan bahan uranium yang diperkaya.
Selain bekerja sama dalam pengembangan nuklir, peneliti Iran juga disebut ikut membantu pengembangan teknologi roket yang dimiliki oleh Korut. Media Korea Selatan (Korsel) sempat melaporkan pejabat militer Iran ikut menyaksikan uji coba roket Korut yang berakhir gagal pada April lalu.
Pihak Iran sendiri merespon uji coba nuklir Korut dengan ajakan untuk memusnahkan seluruh senjata nuklir yang ada di dunia. Iran menyatakan, pihaknya menentang pengembangan senjata nuklir, namun menegaskan hak tiap negara untuk memiliki nuklir untuk tujuan damai.
“Saya kira kita mencapai tahap dimana kita harus melarang tiap negara untuk memiliki senjata nuklir. Semua senjata nuklir yang ada di dunia harus dimusnahkan,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast.
-------------------
Tes Nuklir Korut Bebas Radiasi
SHANGHAI - China meningkatkan aktivitas pengawasan radiasi nuklir, usai Korea Utara (Korut) menggelar uji coba miniatur bom atomnya di bawah tanah. Kementerian Lingkungan China menyimpulkan, tidak ada bahaya radiasi dari uji coba nuklir itu.
Negeri Panda akan merilis data mengenai radiasi nuklir dua kali sehari dari hasil pengamatannya di Provinsi Jilin dan Liaoning. Seperti diketahui, kedua provinsi itu berbatasan dengan Korut. Demikian, seperti diberitakan Reuters, Kamis (14/2/2013).
Sejauh ini, lebih dari 150 pusat pengawasan radiasi milik China tidak mengirimkan laporan mengenai radiasi nuklir Korut. Uji coba nuklir yang dilakukan Korut dua hari yang lalu dapat dikatakan berjalan dengan aman.
Aktivitas pemantauan radiasi juga dilakukan oleh China, tepat pada 2011 lalu di mana Jepang mengalami bencana tsunami. Setelah reaktor Fukushima hancur dan radiasi tersebar, China yang juga hidup di kawasan Asia itu terlihat semakin khawatir. Tragedi bencana nuklir Jepang menjadi tragedi nuklir terparah setelah Chernobyl 1986.
Selain China, Rusia juga melaporkan bahwa uji coba nuklir negeri komunis Korea itu tidak menimbulkan radiasi. Pada saat itu, Negeri Beruang Merah cukup aktif memantau situasi pascauji coba nuklir Korut.
Meski dinyatakan aman radiasi, China dan Rusia tetap memprotes sikap Korut. Hal itu dilakukan kedua negara tersebut karena setiap uji coba nuklir yang dilakukan Korut, sama halnya dengan pelanggaran Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
No comments
Post a Comment