SAMO News

BBM di perbatasan RI-Timor Leste makin sulit didapat

BBM di perbatasan RI-Timor Leste makin sulit didapat

Berbagi berita ini ke teman

ilustrasi antre BBM subsidi (ANTARA/Untung Setiawan)

Atambua (ANTARA News) - Masyarakat Kota Atambua, Kabupaten Belu wilayah batas negara RI-Timor Leste, semakin sulit mendapatkan bahan bakar minyak di stasiun pengisian bahan bakar umum maupun secara eceran, untuk menunjang aktivitasnya.

Pantauan ANTARA di sejumlah SPBU di Kota Atambua, Sabtu, sudah terjadi antrean kendaraan baik roda dua maupun empat dan lainnya, meskipun SPBU tersebut belum dibuka.

"Antrean seperti ini sudah terjadi sejak sepekan terakhir dan itu sejak pagi hari sebelum SPBU buka hingga sekitar pukul 13.00 WITA, karena BBM di SPBU habis," kata Cornelis Mali, warga yang berdomisili di depan SPBU Lakafehan, Kecamatan Kota Atambua, Kabupaten Belu, .

Menurut dia, antrean kendaraan bermotor di SPBU tersebut sudah terjadi selama sepakan ini, namun demikian, tidak terjadi gejolak baik sesama pengendara yang mengantri maupun dengan petugas SPBU yang ada.

Dia mengatakan, BBM dalam beberapa pekan terakhir ini sudah sangat sulit diperoleh, baik melalui SPBU tersebut, juga secara eceran di jalan-jalan yang dijual oleh masyarakat.

Kendatipun jika mendapatkan penjualan eceran, harganya pasti mahal, mencapai Rp10.000/botol yang takarannya tidak mencapai satu liter.

"Tidak tahu ke mana BBM yang diberikan pemerintah untuk masyarakat di serambi negara ini," kata Cornelis.

Kondisi yang sama juga terjadi di SPBU di Wekatimu Atambua, yang juga sudah mulai terjadi antrean kendaraan hingga mengular ke sebagain jalan utama.

"Kami memilih melakukan antrian sejak pagi ini agar bisa mendapatkan kesempatan untuk mengisi BBM pada kendaraan ini," kata seorang pengemudi angkutan kota, Viktor Bere.

Dia mengatakan, kondisi ini selalu terjadi dan sudah berjalan dalam beberapa pekan, setelah para petugas keamanan dari Satuan Brimob dan TNI serta Polisi Pamong Praja ditarik dari SPBU, yang bertugas melakukan pengawasan.

Menurut Viktor, pada saat SPBU yang ada di Kota Atambua dijaga oleh sejumlah aparat keamanan tersebut, semua konsumen termasuk para supir kendaraan dan ojek, selalu mendapatkan kesempatan untuk mengisi BBM yang dibutuhkan untuk kendaraannya.

"Namun, setelah ditarik para petugas tersebut, antrian semakin menjadi-jadi dan bahkan BBM selalu habis sebelum malam tiba," kata dia.

Viktor mengatakan, kendatipun sempat masuk ke halamam SPBU dan siap melakukan pengisian, kadang tidak bisa kebagian karena BBM yang dibutuhkan habis di SPBU tersebut.

"Saya punya pengalaman, saat sudah giliran saya mengisi, petugas nosel (selang) di SPBU mengatakan, BBM habis," kata dia.(Antara/SAMO)


No comments