SAMO News

AS Salahkan Rusia dan Suriah, Konvoi Bantuan PBB ke Aleppo Dibom

AS Salahkan Rusia dan Suriah, Konvoi Bantuan PBB ke Aleppo Dibom

Berbagi berita ini ke teman
Berdasarkan laporan media, konvoi PBB dan organisasi kemanusiaan Suriah (SARC) dihujani serangan udara dan tembakan mortar saat mereka dalam perjalanan mengirimkan bantuan ke wilayah Aleppo, Suriah.

SAMO News - Kementerian Luar Negeri AS bereaksi keras atas serangan terhadap konvoi kemanusiaan yang dikirim ke Aleppo, Suriah karena AS menyebut pemerintah Suriah dan Rusia telah mengetahui rute konvoi yang digunakan para relawan, demikian dilaporkan Sputnik.

"Kami sungguh marah mendengar laporan bahwa konvoi bantuan kemanusiaan dekat Aleppo dibom hari ini. Lokasi tujuan konvoi ini diketahui oleh pihak Suriah dan Rusia, namun relawan bantuan tersebut tetap dibunuh saat mereka berusaha memberikan bantuan kepada masyarakat Suriah. AS akan mengangkat isu ini secara langsung dengan Rusia. Mengingat terdapat pelanggaran berat terhadap gencatan senjata, kami akan mempertimbangkan ulang prospek kerja sama dengan Rusia di masa depan,” tutur juru bicara Kemenlu AS John Kirby melalui pernyataan resmi.

Berdasarkan laporan media, konvoi PBB dan organisasi kemanusiaan Suriah (SARC) dihujani serangan udara dan tembakan mortar saat mereka dalam perjalanan mengirimkan bantuan ke wilayah Aleppo, Suriah.

Konvoi PBB tersebut hendak mengirimkan bantuan ke provinsi-provinsi yang terkepung, yakni Aleppo dan Homs dengan populasi 160 ribu jiwa. Serangan ini merusak gencatan senjata nasional di Suriah yang berlaku sejak 12 September, meski kesepakatan gencatan senjata AS-Rusia telah tercapai pada 9 September lalu.


Uni Eropa Himbau AS-Rusia Harus Menjamin Gencatan Senjata di Suriah

Rusia dan AS harus menjamin terlaksananya gencatan senjata di Suriah agar dapat memperbaiki situasi kemanusiaan di negara tersebut, demikian disampaikan Komisaris Tinggi Uni Eropa untuk Kebijakan Keamanan dan Luar Negeri Federica Mogherini kepada reporter di New York, Senin (19/9) saat mengomentari situasi negara Arab yang tengah dilanda perang.

Mogherini menyebutkan Uni Eropa merasa gencatan senjata AS dan Rusia perlu dijaga, karena saat ini AS dan Rusia telah menyetujui gencatan senjata tersebut dan sangat penting untuk menjamin terlaksananya hal itu.

Para menteri luar negeri dari 28 negara anggota Uni Eropa bertemu dengan Komite Negosiasi Tinggi Suriah di New York pekan ini. Mogherini menyebutkan ia sudah bertemu dengan anggota oposisi Suriah pada Minggu (18/9).

Pada 9 September lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengumumkan rencana perdamaian baru untuk mengatasi konflik di Suriah yang menyerukan gencatan senjata dan kerjasama anti-terorisme di antara ketentuan lain dalam perjanjian tersebut.

Namun pada Minggu (18/9) Menteri Luar Negeri AS John Kerry menuduh pemerintah Suriah telah mengebom pasukan oposisi di negaranya dan menuntut agar Rusia menghentikan pelanggaran gencatan senjata yang disepakati sejak 9 September lalu.(RBTH/SAMO News/shs)

No comments