Seorang wartawan Sudan Selatan ditembak mati, tiga hari setelah Presiden Salva Kiir mengancam membunuh wartawan yang, dalam kata-katanya "bekerja melawan negara."
Orang bersenjata tak dikenal membunuh Peter Moi dari harian The New Nation Rabu petang di dekat kantor koran itu di Juba. Menurut kolega, tampaknya koran itu menjadi sasaran karena penyerang tidak mengambil uang atau ponsel Moi.
Belum ada komentar dari polisi atau pemerintah.
Kepada wartawan di Juba hari Minggu, Presiden Kiir mengatakan, "Kalau di antara kalian tidak tahu bahwa negara ini telah membunuh orang, suatu hari nanti akan kami tunjukkan. Kebebasan pers bukan berarti kalian bekerja melawan negara."
Menurut Komite untuk Perlindungan Wartawan (CPJ), yang melaporkan komentar itu, wartawan lokal percaya pernyataan presiden berasal dari kecaman atas dugaan korupsi pemerintah dan lambannya pembicaraan damai dengan pemberontak. CPJ mengimbau Presiden Kiir menarik kembali komentarnya.
Kiir didesak menandatangani kesepakatan damai yang diusulkan guna mengakhiri 20 bulan perang saudara di Sudan Selatan. Ia menolak menandatangani kesepakatan tersebut dalam perjalanan ke Addis Ababa pekan ini. Dalam akun Twitter, ia mengatakan, kesepakatan itu tidak bisa dipertahankan.
Sudah ribuan orang Sudan Selatan tewas dalam perang itu dan lebih dari 2,2 juta orang mengungsi, termasuk lebih dari 700 ribu yang mengungsi ke negara-negara terdekat.(VOA)
No comments
Post a Comment