Setelah melaksanakan First Steel Cutting pada Januari lalu, saat ini Strategic Sealift Vessel (SSV) kapal ke-1 memasuki tahap prosesi Peletakan Lunas (Keel Laying) bertempat di Bengkel Assembly, Divisi Kapal Niaga, PT PAL INDONESIA (Persero), yang ditandai dengan prosesi peletakan koin pada block bagian ADB 3 PS milik kapal SSV ke-1, serta prosesi Pemotongan Plat Pertama (First Steel Cuttting) SSV kapal ke-2.
Ini merupakan momentum penting bagi PT PAL INDONESIA (Persero) dalam mengemban tugas dan amanah sebagai Lead Integrator Matra Laut. Nantinya kapal SSV akan menjadi Alutsista pertama yang diekspor oleh Indonesia, khususnya PT PAL INDONESIA (Persero) dan sebagai pembuktian terhadap positioning PT PAL INDONESIA (Persero) di mata dunia international untuk produk Alutsista. Acara diawali dengan penekanan tombol sebagai penanda dilakukan peletakan lunas SSV-2 serta pemotongan plat pertama (First Steel Cutting) untuk SSV-1 oleh Wakil Kepala Staff Angkatan Laut Filipina (Vice Commander Philippine Navy) RADM CAESAR C TACCAD yang didampingi oleh Irjen Kementerian Pertahanan, Deputy Bid. Usaha Agro & Industri Setrategis Kemeterian BUMN, Wakil Ketua Komisi VI DPR-RI, Aslog KASAL, Wakil Komisaris, dan Direktur Utama PT PAL INDONESIA (Persero). Kapal pesanan Filipina ini merupakan peningkatan dan pengembangan dari kapal jenis pengangkut yang pernah diproduksi oleh PT PAL INDONESIA (Persero) yakni Landing Platform Dock 125 Meter (KRI Banda Aceh 593 & KRI Banjarmasin 592). SSV didesain dengan panjang kapal 123 meter, lebar 21,8 meter, diawaki oleh 121 crew dengan mengangkut 500 pasukan, mampu mengangkut bobot hingga 10.300 Ton dengan draft 6 meter yang dapat melaju selama 30 hari dengan jarak 9.360 mile laut dengan kecepatan maksimal 16 knot dengan mesin berkapasitas 2 x 2.920 kw.
SSV juga dapat membawa dua helikopter, kapal Landing Craft Utility (LCU), Landing Craft Vehicle Personnel (LCVP), tank, hingga truk militer. Dengan jenis kapal ini, mampu mencapai hingga ke perairan dangkal. Selain itu SSV memiliki keunggulan khusus untuk negara kepulauan, dapat digunakan untuk keperluan perang dan non-perang. Seperti ketika terjadi bencana, kapal ini dapat dijadikan sebagai rumah sakit apung & SAR. Secara teknis untuk persyaratan tahapan Keel Laying kapal SSV ke-1 ini adalah cukup dengan meletakkan 1 buah blok konstruksi kapal di dalam Graving Dock 50.000 DWT, namun secara realisasi pembangunannya, mampu membangun 9 buah blok konstruksi kapal yang digabung. Progress pembangunan ini adalah sebagai konsekuensi yang diterapkan dalam rangka menjaga komitmen delivery kapal.
Berbagai pengalaman yang dimiliki dalam membangun berbagai jenis dan ukuran kapal perang yang telah beroperasi baik yang digunakan oleh TNI Angkatan Laut, Bea & Cukai maupun Kepolisian, maka kapal pesanan Kementerian Pertahanan Filipina ini (SSV) akan dilengkapi teknologi yang canggih dan komplek. Sehingga mengakomodasi kepentingan pemesan untuk mengarungi samudra lepas maupun perairan internasional serta berkoordinasi baik dalam operasi militer maupun non militer menuju peradaban dunia yang lebih baik.
Dengan prestasi yang ditorehkan diharapkan Indonesia dapat menjadi bangsa Bahari yang mandiri, besar serta menjadi negara yang disegani oleh kawan dan ditakuti oleh lawan. Selain itu PT PAL INDONESIA (Persero) dapat mengambil peran dalam memposisikan diri di pasar industri Internasional, serta dapat berperan dalam mewujudkan poros maritim dunia.
No comments
Post a Comment