Kebutuhan masyarakat akan uang tunai atau uang kartal semakin meningkat, memasuki bulan puasa Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri akibat meningkatnya konsumsi serta belanja masyarakat untuk membeli perlengkapan dan kebutuhan selama Ramadan dan Idul Fitri.
Diungkapkan salah seorang warga Surabaya, Nisa Alsena, kebutuhan untuk menukarkan uang pecahan kecil baru menjadi salah satu tradisi di keluarganya, untuk diberikan kepada anggota keluarga lain saat Idul Fitri.
Selain itu belanja makanan kecil dan pakaian baru, juga menjadi pertimbangan bertambahnya pengeluaran saat mendekati Idul Fitri.
Memastikan ketersediaan uang tunai di masyarakat, Bank Indonesia telah menyiapkan Rp 16 triliun untuk wilayah Jawa Timur, yang terbagi dalam empat kantor perwakilan wilayah diantaranya Surabaya, Malang, Kediri dan Jember.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia wilayah IV Jawa Timur, Hamid Ponco Wibowo mengatakan, peningkatan penyediaan uang tunai hingga 18 persen dari tahun lalu diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang tunai, yang dapat diperoleh melalui lebih dari 500 bank se-Jawa Timur.
“Bulan-bulan Juli, Juni ini kan bertepatan dengan hari libur, tahun ajaran baru, kemudian juga tentu ketika itu banyak sekali pengeluaran masyarakat untuk, katakan mereka berlibur, sehingga disini tentu ekspektasi kita cukup tinggi sehingga kita naikkan proyeksi kita, dan catatan lagi juga beberapa KPW, katakanlah di Jember dia meningkatkan frekuensi layanan penukaran di luar kantor, katakan dengan kas keliling di daerah-daerah yang selama ini relatif sedikit dikunjungi, ini kemudian menyebabkan kebutuhan kita menjadi meningkat dibandingkan tahun lalu, sekitar 18 persen," ujarnya.
Selain menyediakan uang tunai untuk melayani penarikan maupun penukaran uang pecahan kecil baru, Hamid Ponco Wibowo juga telah menyiapkan antisipasi beredarnya uang palsu, yang memanfaatkan momentum hari besar keagamaan seperti Idul Fitri.
“Untuk uang palsu sejauh ini kita terus melakukan sosialisasi kepada perbankan, ketika ada teller-teller baru masuk kita lakukan pelatihan kemudian kita juga nanti akan terjun ke pasar-pasar untuk melakukan sosialisasi, bagaimana cara mereka bisa mengenali dengan lebih cepat, lebih ringkas uang palsu itu. Sejauh ini yang masih efektif adalah dengancara 3D tadi, Dilihat, Diraba dan Diterawang," ujarnya.
Peredaran uang kertas pecahan kecil mendekati Idul Fitri melalui pedagang uang di pinggir-pinggir jalan, diimbau oleh Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, AKBP Setija Junianta, agar tidak sampai mengganggu pengguna jalan ataupun melanggar ketentuan hukum dengan mengedarkan uang palsu.
“Kita himbau saja supaya tidak mengganggu arus lalu lintas. Tentunya juga kita akan memberikan keamanan juga kepada mereka jangan sampai sebagai korban daripada perampokan dan lain sebagainya," ujarnya.
No comments
Post a Comment