BEIRUT, LEBANON — Para pejabat mengatakan ledakan hari Selasa (19/11) di Beirut selatan disebabkan oleh seorang penyerang bunuh diri yang kemudian disusul dengan ledakan bom mobil, yang melukai 146 lainnya.
Seorang penjaga toko yang menyaksikan ledakan menjelaskan kejadian itu. Ia mengatakan, "Ledakan itu, terjadi dalam dua bagian. Saya mendengarnya. Ledakan pertama kecil, yang kedua lebih besar. Sayangnya, ledakan kecil membuat orang-orang berdatangan untuk melihat apa yang terjadi. Sebagian orang tampak melihat dari balkon-balkon rumah mereka, lainnya turun ke jalanan, semuanya berdatangan ke lokasi ledakan."
Ia menambahkan, "Ledakan kedua sangat besar, semua orang luka-luka karena ledakan tersebut, saya menyaksikannya sendiri, orang-orang jatuh dari balkon, lainnya terkena benda-benda yang berjatuhan dari balkon, banyak orang cedera. Di toko kami, semua karyawan cedera dan seorang karyawan hilang, kami berusaha mencarinya di semua rumah sakit, dan kedua anak karyawan yang hilang itu kini menjalani operasi.''
Kelompok Brigade Abdullah Azzam yang terkait al-Qaida mengklaim bertanggung jawab atas pemboman tersebut.
Kedua ledakan itu mengguncang wilayah Beirut yang merupakan kubu kelompok militan Syiah Hizbullah yang didukung Iran. di mana sedikitnya dua pemboman lainnya telah terjadi tahun ini.
Duta besar Iran untuk Lebanon, Ghazanfar Roknabadi, memberitahu identitas diplomat yang tewas sebagai atase kebudayaan Sheikh Ibrahim Ansari.
Dalam sebuah wawancara dengan televisi Lebanon, Duta Besar Ghanzafar Roknabadi memberikan pernyataan dengan nada tegas.
"Tidak ada keraguan bahwa kedutaan Republik Islam Iran menjadi sasaran dua ledakan yang terjadi dalam selisih waktu lima menit. Ini adalah bukti bahwa aksi itu bertujuan menyerang prinsip-prinsip keadilan dan posisi Republik Islam Iran serta keberhasilan yang telah dicapai oleh kelompok-kelompok perlawanan yang menentang rencana Israel di wilayah Timur Tengah dan di dunia," kata Dubes Roknabadi.
Pemimpin kelompok Hizbullah, Hassan Nasrallah, bertekad untuk mempertahankan para pejuang kelompok itu di Suriah selama diperlukan dalam memerangi para pemberontak yang berusaha menggulingkan Presiden Bashar al-Assad.
No comments
Post a Comment