Rencana ini membuat Presiden AS Barack Obama untuk Klik menunda rencana aksi militer terhadap Suriah dan mendukung diplomasi.
Negosiasi yang tegang kini akan terjadi di PBB untuk menentukan resolusi Dewan Keamanan.
Para utusan dari negara-negara anggota tetap DK PBB - Inggris, AS, Perancis, China dan Rusia - bertemu di New York pada Rabu (11/09) kemarin, kata para diplomat.
Lebih dari 100.000 orang tewas sejak pemberontakan terhadap Presiden Bashar al-Assad dimulai pada 2011.
Kantor berita Rusia mengutip satu sumber dari pemerintahan Rusia yang mengatakan: "Kami menyerahkan rencana untuk menempatkan senjata kimia di Suriah di bawah kontrol internasional kepada Amerika. Kami berharap untuk membahasnya di Jenewa."
Pertemuan bilateral
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menlu AS John Kerry dijadwalkan bertemu di kota Swiss pada hari Kamis ini untuk membahas usulan tersebut. Mereka berbicara melalui telepon pada Rabu kemarin.
Salah satu sumber Rusia mengatakan kepada kantor berita Itar-Tass bahwa ini akan menjadi pertemuan bilateral dan tidak melibatkan PBB.
Sumber itu menambahkan: "Tampaknya pertemuan harus dimulai pada Kamis dan berakhir Jumat, meskipun tidak menutup kemungkinan juga bahwa pertemuan ini mungkin berlangsung hingga Sabtu."
Tidak ada rincian lebih lanjut mengenai apa yang akan dibahas.
Namun, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki mengatakan bahwa Moskow sejauh ini "mengemukakan gagasan tersebut."
Dia juga menegaskan bahwa Kerry akan bertemu utusan khusus PBB dari Liga Arab terkait masalah Suriah Lakhdar Brahimi di Jenewa.
Wartawan BBC Daniel Sandford di Moskow mengatakan tampaknya ada perselisihan antara Rusia dan Suriah mengenai apakah senjata harus dihancurkan.
Pakar: Pemusnahan Senjata Kimia Suriah akan Sulit
Para pakar senjata kimia mengatakan, pemusnahan senjata ini merupakan misi yang sangat sulit dan membutuhkan puluhan tahun untuk menyelesaikannya.
Beberapa pakar senjata kimia mengatakan upaya internasional apapun untuk mengawasi persenjataan gas syaraf yang sangat luas di Suriah dan kemudian memusnahkannya akan merupakan suatu tugas yang luar biasa sulit.
Pakar-pakar ini mengatakan kepada VOA, ini merupakan misi yang membutuhkan puluhan tahun untuk menyelesaikannya.
Memusnahkan senjata-senjata kimia dalam keadaan terbaik pun sulit, dan secara signifikan jauh lebih berbahaya di Suriah, dimana pertempuran antara pasukan yang mendukung Presiden Bashar al-Assad dan para pemberontak yang ingin menggulingkannya masih berkecamuk.
Direktur riset pada Asosiasi Pengawasan Senjata yang bermarkas di Washington – Tom Colina – mengatakan berbagai kendala pada masa perang ini dapat luar biasa beratnya – dan tidak pernah dilakukan.
Seorang pakar senjata pemusnah massal di Universitas George Mason – Gregory Koblentz – ragu Suriah akan benar-benar menyerahkan persediaan sarin, gas mustard dan VX yang mematikan.
Para analis mengatakan mereka percaya Suriah memiliki persediaan senjata kimia terbesar ketiga di dunia – setelah Amerika dan Rusia – yang akan memusnahkan persediaan mereka. Collina mengatakan memusnahkan senjata kimia Suriah akan sulit. (Reuters/BBC/VOA/AFP)
No comments
Post a Comment