SAMO News

TV Inggris akan siarkan azan subuh selama Ramadan

TV Inggris akan siarkan azan subuh selama Ramadan

Berbagi berita ini ke teman



Kepala divisi program Channel Four Inggris menjelaskan alasan televisi itu menyiarkan azan Subuh setiap pagi selama bulan Ramadan.

Ralph Lee mengatakan di Klik Radio Times siaran azan tersebut akan menjadi bentuk provokasi terhadap mereka yang mengasosiasikan Islam dengan ekstremisme.

Ia juga mengatakan bahwa Ramadan lebih menarik bagi pemirsa dibandingkan "peliputan massal" acara-acara Kerajaan.

Channel Four juga akan menyiarkan serangkaian program khusus Ramadan yang dimulai minggu depan.

Dalam tulisannya di Radio Times, Lee mengatakan bahwa Channel Four akan menjadi saluran televisi pertama di Inggris yang menyiarkan azan setiap hari.

Ia berharap hal itu akan membuat pemirsa "duduk tegak dan menyadari" bahwa Ramadan sedang berlangsung.
Kurangnya kesadaran

"Pengorbanan dan ibadah dilakukan secara massal setiap tahun oleh umat Muslim, namun mayoritas masyarakat Inggris bahkan tidak menyadari datangnya Ramadan. Hal ini tidak mengejutkan mengingat kurangnya kesadaran televisi-televisi besar akan Ramadan," kata Lee.

"Mudah bagi non Muslim melihat Islam dari permukaan saja, seperti soal apa yang dilarang, dan melihat Ramadan sebagai tantangan fisik selama puasa dan kontrol.

"Namun bagi Muslim, Ramadan justru memberikan energi fisik dan spiritual.

"Ini waktunya reformasi dan refleksi, apakah melalui meningkatkan kesadaran akan penderitaan orang, merasakan kedekatan lebih dengan saudara mereka umat Muslim di seluruh dunia, atau ingin mengubah cara hidup mereka ke arah yang lebih baik."

Lee mengatakan bahwa sesudah Klik pembunuhan prajurit Lee Rigby di Woolwich pada 22 Mei dan sikap antipati terhadap umat Muslim Inggris, "memberikan suara pada mayoritas Muslim moderat sangat dibutuhkan."

Ia mengakui keputusan itu mungkin akan menuai kritik bagi Channel Four, tetapi ia mengatakan "ini tugas kami, untuk memberikan ruang bagi alternatif dan suara bagi mereka tidak terwakili."


Sumber berita : BBC Indonesia

No comments