Pascabentrokan antara kesatuan Sabhara dan Brimob, Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Jateng) langsung mempertemukan kedua kesatuan ini dalam acara buka bersama, Kamis (25/7/2013). Tiga tenda disiapkan untuk acara yang dihadiri dua pimpinan kesatuan tersebut.
“Tadi masing-masing disuruh cari nomor telepon 25 anggota Brimob. Begitu juga anggota Brimob,” kata seorang anggota Sabhara Polda Jateng yang enggan disebutkan namanya.
Ia mengatakan rangkaian acara dimulai pukul 16.30 WIB. Ratusan anggota Brimob mendatangi markasnya kemudian tiap orang disuruh untuk salaman dan berpelukan. Selain meminta nomor telepon, ia juga disuruh untuk mengirim pesan ke nomor yang dimintanya tadi.
“Baru kali ini juga buka bareng Brimob,” ucapnya.
Direktur Sabhara Kombes Pol Hariyanto menjelaskan, ada 230 anggota Brimob yang datang. Anggota brimob itu disambut 450-an anggotanya. Selain saling tukar nomor telepon, mereka juga beribadah bersama. Semuanya saling salaman dan rangkulan. Situasinya sudah kondusif.
“Bagaimanapun juga mereka satu angkatan, pendaftarannya saja sama.” jelasnya.
Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Djohartono menambahkan, insiden itu berawal dari pesan singkat yang dikirim seorang anggota sabhara bernama Fahri kepada rekannya di Banten. Isinya menyinggung kinerja Brimob Polda Jateng. Rupanya pesan itu sampai ke anggota Brimob Srondol.
“Bebenarnya anggota Brimob hendak menanyakan soal itu, karena jumlahnya banyak jadi seperti itu,” katanya.
Apa yang Salah dengan Pendidikan Polisi Kita?
Aksi baku hantam anggota Satuan Brimob dengan Sabhara di Gedung Direktorat Sabhara Polda Jawa Tengah, Rabu (24/7/2013) malam, dilakukan para polisi yang baru lulus Sekolah Polisi Negara (SPN).
Hal ini patut menjadi perhatian, karena pendidikan kedisiplinan yang mereka dapatkan selama enam bulan, seharusnya masih melekat di benak mereka.
Lalu, kenapa bisa terjadi peristiwa memalukan tersebut? Apakah pendidikan bintara kepolisian terlalu cepat? Sehingga, dalam pencetakan anggota Polri, terutama anggota-anggota yang akan diterjunkan menghadapi masyarakat, kurang terbina mental dan emosinya?
Menyikapi hal tersebut, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Ronny Franky Sompie mengungkapkan, pendidikan di SPN di bawah polda, sudah diupayakan untuk memberikan pengasuhan dalam rangka menggembleng moral, mental, serta spiritual para bintara.
“Selain pendidikan kepolisian, pelatihan baris berbaris, serta kemampuan lain, ada pola-pola pengasuhan yang melatih sikap mental mereka. Kedisiplinan itu melatih sikap mental yang bersahabat, bersosial dengan kawannya, terutama dengan masyarakat,” jelas Ronny di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (25/7/2013).
“Peristiwa ini jadi evaluasi. Sebenarnya, pelajaran dan pelatihan tidak pernah berhenti di kepolisian. Mulai saat apel pagi, siang, dan pelaksanaan tugas, pembinaan mental spiritual diberikan oleh pimpinan,” tutur Ronny.
Kepolisian saat ini harus mencetak 50 ribu anggota Polri hingga 2014, untuk mengantisipasi kekurangan personel guna menjaga keamanan dan ketertiban.
Sebagai pengayom, pelindung, dan pelayan masyarakat, anggota Polri perlu menunjukkan sikap yang baik di mata masyarakat, terutama penguasaan emosi, supaya konflik antara masyarakat dan Polri dapat terhindar saat melakukan pengamanan.
Ronny memaparkan, Bripda-Bripda yang terlibat dalam insiden di Mapolda Jawa Tengah, dididik selama enam bulan. Mereka merupakan Bripda baru yang bertugas di Polda Jateng.
Menurut jenderal polisi bintang dua, isi BlackBerry Messenger (BBM) yang diterima anggota Satuan Brimob Polda Jawa Tengah, semacam menantang temannya sendiri.
Tapi, sebetulnya kalau dibaca secara rendah hati, isi BBM merupakan guyon di antara mereka. Itu menunjukan kurangnya penguasaan emosi para polisi baru.
“Mungkin saja mereka baru menyelesaikan suatu tugas, sehingga terbawa situasi yang kurang baik saat bertugas,” cetus Ronny.
Kompolnas: Tindak Tegas Provokator Bentrokan Brimob VS Sabhara!
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyayangkan bentrokan anggota Satuan Brimob dengan Sabhara Polda Jawa Tengah.
Kompolnas mendesak Polri menindak tegas provokator di balik peristiwa tersebut.
“Siapa-siapa saja yang terindikasi melakukan provokasi segera diproses dan ditindak tegas,” kata Komisioner Kompolnas Edi Saputra Hasibuan kepada wartawan, Kamis (25/7/2013).
Kompolnas meminta Kapolda Jawa Tengah segera menyelesaikan masalah tersebut sampai tuntas.
“Jangan sampai kasusnya merembet ke mana-mana. Kasus ini telah membuat malu Polri. Seharusnya Polri memberikan citra yang bagus agar bisa jadi teladan masyarakat,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Rabu (23/7/2013) sekitar pukul 22.30 WIB, 30 anggota Brimob Polda Jawa Tengah menyerbu Direktorat Sabhara Polda Jawa Tengah.
Penyebabnya sepele, yakni pesan dalam BlackBerry Messenger (BBM) dari seorang bernama Bripda Fahri, yang bertugas di Direktorat Sabhara Polda Jawa Tengah. Isi pesan 'provokasi' itu dengan cepat menyulut anggota Brimob Polda Jawa tengah lainnya.
30 anggota Brimob Polda Jawa Tengah dengan menunggangi sepeda motor, mendatangi Direktorat Sabhara Polda Jawa Tengah untuk mencari Bripda Fahri. Namun, orang yang dicari tidak ada, sampai akhirnya terlibat adu mulut antara anggota Sabhara dan Brimob.
“30 anggota Sat Brimob Polda Jateng mendatangi Kantor Direktorat Sabhara Polda Jateng menggunakan kendaraan bermotor. Kemudian mereka berusaha menanyakan kiriman BBM yang mereka terima bernuansa tidak menyenangkan terhadap Sat Brimobda Polda Jateng. Saat pertemuan, terjadi silang pendapat, sehingga mereka melakukan tindakan pemukulan satu sama lain,” beber Ronny.
Kasus tersebut saat ini sudah ditangani Kapolda Jawa Tengah. Semua anggota Brimob dan Sabhara yang terlibat dalam insiden tersebut kini menjalani pemeriksaan oleh Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Jateng.
Akibat peristiwa tersebut, empat anggota Sabhara dan empat anggota Brimob mengalami luka-luka. Terjadi juga kerusakan pada bangunan di Direktorat Sabhara Polda Jateng, di mana sejumlah kaca jendela pecah.
Empat anggota Direktorat Sabhara Polda Jateng yang terluka adalah Bripda Ilham (21), Bripda Aditya (19), Bripda Anugrah Dwi (20), dan Bripda Fajar Gunarto (20).
Sementara, anggota Satuan Brimob Polda Jateng yang luka-luka dan memar adalah Bripda Liang Lukita, Bripda Nuh Setiaji, Bripda Muhamad Nur Solihin, dan Bripda Pundi Lingga Pratama.
Ronny membantah adanya penggunaan senjata tajam dalam insiden tersebut. Tapi, kemungkinan luka sobekan pada sejumlah korban diakibatkan pecahan kaca.
“Tadi saya katakan ada beberapa bagian kaca yang pecah, itu nanti akan diteliti secara mendalam apa yang menyebabkan luka sobek. Ada kaca yang bisa melukai kaki dan tangan mereka,” tuturnya.
No comments
Post a Comment