SAMO News -- Sebuah kelompok aktivis Suriah menyatakan serangan udara Israel terhadap sebuah kompleks militer besar di dekat Damaskus pada hari Minggu telah menewaskan sedikitnya 42 tentara Suriah.
Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris hari Senin menyatakan, jumlah korban tersebut didasarkan pada informasi dari sumber-sumber di rumah-rumah sakit militer Suriah.
Pemerintah Suriah belum melansir jumlah korban tewas. Segera setelah serangan menjelang subuh pada hari Minggu itu, media pemerintah Suriah menyatakan serangan tersebut menimbulkan korban, tetapi tidak merincinya.
Sumber-sumber intelijen anonim di Timur Tengah menyatakan peluru kendali Fatah 110 berakurasi tinggi - yang dikirim dari Iran dan disimpan di sebuah gudang di Bandara Internasional Damaskus - yang ditarget Israel itu ditujukan bagi kelompok militan Hezbollah yang berbasis di Lebanon untuk digunakan melawan Israel.
Legislator Israel Tzachi Hanegbi, yang dekat dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, tidak mengukuhkan bahwa Israel berada di balik serangan tersebut.
Namun, hari Senin Hanegbi mengatakan bahwa jika memang ada serangan Israel, aktivitas tersebut ditujukan terhadap Hezbollah dan bukannya
Mesir Kutuk Serangan Udara Israel ke Suriah
Presiden Mesir Mohammed Morsi hari Minggu mengutuk serangan udara Israel terhadap Suriah, dengan menyebut hal itu sebagai pelanggaran hukum internasional dan memperingatkan bahwa serangan itu akan memperumit negara yang sedang dilanda perang saudara itu.
Para pejabat dan aktivis mengatakan pesawat-pesawat tempur Israel menghantam daerah-daerah di dan sekitar ibukota Suriah, menimbulkan beberapa ledakan sewaktu menarget pengiriman rudal-rudal kendali buatan Iran yang diyakini ditujukan kepada kelompok militan Hezbollah di Lebanon.
Serangan hari Minggu itu merupakan serangan kedua dalam waktu tiga hari dan menunjukkan peningkatan eskalasi keterlibatan Israel dalam konflik Suriah, yang telah menewaskan lebih dari 70 ribu orang.
Dalam pernyataan itu Presiden Mohammed Morsi mengatakan Mesir “menentang keras” pertumpahan darah di Suriah dan apa yang disebut sebagai penggunaan militer terhadap rakyat Suriah. Tetapi pernyataan itu juga menentang pelanggaran kedaulatan Suriah dan “memanfaatkan krisis di dalam negeri Suriah dengan dalih apapun”.
Presiden Morsi tahun lalu menyampaikan usul kepada kawasan untuk menemukan solusi damai terhadap perang saudara di Suriah, tetapi belum memberi hasil.
Ketua Liga Arab Nabil Elaraby hari Minggu juga memperingatkan dampak serius atas serangan Israel terhadap Suriah dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk “mengambil langkah segera guna menghentikan agresi Israel atas Suriah”.
Elaraby dalam pernyataannya menyebut serangan itu “pelanggaran serius atas kedaulatan sebuah negara Arab dan akan semakin memperumit isu di Suriah, serta menimbulkan ancaman lebih serius terhadap keamanan dan stabilitas di kawasan itu”.
No comments
Post a Comment