Pemilu Malaysia tahun 2013 dianggap sebagai pemilihan paling sengit menyusul tsunami politik dalam pemilu 2008 ketika kursi mayoritas Barisan Nasional digerus oleh oposisi sehingga tidak lagi menguasai mayoritas dua per tiga kursi.
Para pengamat mengatakan dukungan pemilih kepada aliansi partai oposisi di bawah pimpinan mantan Wakil PM Anwar Ibrahim semakin meningkat belakangan tetapi mereka mengakui sebagian warga memang masih gamang untuk beralih dari Barisan Nasional, koalisi yang berkuasa di Malaysia sejak merdeka 56 tahun lalu.
"Awalnya kami memperkirakan koalisi yang berkuasa, Barisan Nasional, akan tetap menang meski dengan jumlah kursi yang lebih rendah. Tapi melihat kondisi di lapangan, ada potensi oposisi Pakatan Rakyat menang," kata kepala lembaga jajak pendapat Merdeka Center, Ibrahim Suffian.
Sebagian kalangan berpendapat belum yakin betul oposisi mampu memerintah dengan baik, antara lain karena mereka belum berpengalaman, kecuali di tingkat negara bagian yang mereka kuasai.
Selain itu aliansi tiga partai oposisi tidak sejalan dari segi ideologi. Kenyataan itu sering dieksploitasi oleh Barisan Nasional dengan menakut-nakuti pemilih agar mereka tidak mempertimbangkan oposisi.
PM Najib,yang sekaligus menjabat sebagai pimpinan Barisan Nasional, mengatakan pasar dan mata uang akan runtuh bila oposisi menang, sementara para pendukung tradisional Barisan Nasional takut kehilangan segala macam tunjangan dan kemudahan yang selama ini mereka nikmati.
Bagaimana dengan kepentingan Indonesia,.......?
Selamah ini pemegang pemerintahan di Malaysia adalah barisan nasional, banyak sifat arogansi yang ditunjukan malaysia terhadap Indonesia, mulai masalah TKI, pelanggaran tapal batas, atau konflik ambalat, seakan akan Malaysia adalah negara terkuat, yang bebrbuat semaunya, walaupun bukan hak mereka.
Pemerintahan Indonesia dan bangsa Indonesia saat ini hanya mampu mencatat berbagai hal dalam keterkaitan keburukan dan kejahatan Malaysia terhadap Indonesia. Rakyat Indonesia memandang Malaysia sebagai musuh akibat perbuatan pemerintah Malaysia yang selalu melecehkan dan buruk terhadap Indonesia. Inilah pandangan rakyat Indonesia terhadap Malaysia.
Pertama, Malaysia dianggap sewenang-wenang dan tidak berterima kasih terhadap saudara tua Indonesia karena pada tahun 1970-an dibantu pendidikan dengan dikirimnya guru dan dosen terbaik untuk mengajar di Malaysia dan Indonesia menerima banyak mahasiswa belajar di berbagai universitas di Indonesia.
Kedua, pemerintah Malaysia memerlakukan para tenaga kerja Indonesia baik sebagai buruh kasar maupun pekerja domestik atau pembantu rumah tangga dengan merendahkan martabat mereka. Pemerintah Malaysia terbukti menolak MoU untuk perlindungan tenaga kerja di Malaysia dengan pongahnya. Hal ini disebabkan oleh mafia polisi kerajaan Malaysia yang terlibat rasuah atau korupsi dengan memeras para pekerja asing termasuk tenaga kerja illegal asal Indonesia.
Ketiga, klaim Malaysia atas budaya Indonesia seperti Reog, Tari Pendet, Batik, Rendang, Gong, Tari Serimpi, Tari Saman, Masakan Padang, bahasa Melayu, Candi Borobudur, Rasa Sayange, monyet, orangutan, telah menyebabkan ketidaksukaan warga Indonesia terhadap Malaysia.
Keempat, penyerobotan ribuan kilometer wilayah Indonesia di sepadan Sarawak dan Sabah dengan Indonesia dengan praktek pembukaan perkebunan sawit dan perusahaan timber yang menggeser batas patok wilayah Indonesia-Sabah dan Indonesia-Sarawak yang dilakukan kerajaan Kuala Lumpur.
Kelima, direbutnya Sipadan dan Ligitan dari Indonesia yang menimbulkan luka paling dalam bangsa Indonesia.
Pemerintahan Indonesia masa depan akan beraliansi dengan China dan Russia sebagai kekuatan baru dunia yang akan menciptakan kekuatan berimbang. Perlakuan seronok pemerintah Malaysia terhadap Indonesia menjadi semakin meningkatkan sentiment negatif Indonesia terhadap Malaysia.
Ketika itu maka perang antara Malaysia dan Indonesia tidak terelakkan karena Indonesia menuntut hak-haknya setelah diperlakukan buruk oleh Malaysia. Satu-satunya ketakutan Indonesia melawan Malaysia saat ini adalah Inggris dan Australia ada di belakang Malaysia.
Namun setelah keruntuhan dan lepasnya Sabah dan Sarawak dari Malaysia maka terjadi perimbangan kekuatan dan saat itulah Indonesia akan melancarkan serangan. Inggris sendiri sekarang mengarah menjadi bangsa kerdil akibat krisis ekonomi di Eropa. Sementara aliansi Indonesia-China-Russia-Korea Utara akan menguatkan posisi Indonesia di mata bangsa-bangsa regional Asia Tenggara.
No comments
Post a Comment