SAMO News

Tanggapi Latihan Perang, Korut Ancam Serang Pulau Korsel

Tanggapi Latihan Perang, Korut Ancam Serang Pulau Korsel

Berbagi berita ini ke teman

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengancam akan menyerang sebuah pulau di perbatasan Korea Selatan sebagai tanggapan atas latihan militer tahunan yang sedang dilakukan oleh Korea Selatan dan Amerika.


SAMO News - Media pemerintah Korea Utara mengutip pernyataan Kim Jong-un hari Selasa (12/3) yang mengatakan kepada pasukan garis depan agar bersiap-siap menghancurkan “target musuh” di pulau Baengnyeong, dekat lokasi serangan maut Korea Utara tahun 2010.

Ancaman tersebut merupakan yang terbaru yang dikeluarkan oleh Korea Utara menyusul sanksi PBB pekan lalu atas percobaan nuklir terbarunya.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Seoul Kim Min-seok hari Selasa mengatakan tidak ada bukti akan terjadinya serangan atau percobaan senjata oleh Korea Utara, yang katanya hanya berusaha melakukan “tekanan psikologis” terhadap Selatan.


Sementara itu PBB mengatakan perlucutan senjata yang mengakhiri perang Korea masih berlaku, meskipun ada klaim Korea Utara bahwa perjanjian itu telah dibatalkan.

Juru bicara PBB, Martin Nesirky, hari Senin mengatakan bahwa persyaratan perjanjian itu tidak memungkinkan Korea Utara maupun Korea Selatan mengakhirinya secara sepihak. Dia mengatakan kesepakatan gencatan senjata 60-tahun itu telah diadopsi oleh Majelis Umum PBB dan masih berlaku.

Pekan lalu, kementerian luar negeri Korea Utara mengatakan pihaknya membatalkan perjanjian itu setelah Dewan Keamanan PBB meloloskan sanksi baru terhadap Pyongyang karena ujicoba nuklir terbarunya.

Amerika menambahkan beberapa sanksi hari Senin terhadap bank perdagangan luar negeri di Korea Utara.

Penasihat Keamanan Nasional Amerika Tom Donilon hari Senin memberitahu Asia Society di New York bahwa bank itu mendukung program senjata Korea Utara. Dia mengatakan "tidak satupun negara, termasuk Tiongkok, boleh melakukan 'bisnis seperti biasa' dengan Korea Utara yang mengancam negara-negara tetangganya."(VOA)

No comments