SAMO News

Tanggapi Nuklir Korut, Korsel Pamerkan Misil Canggih

Tanggapi Nuklir Korut, Korsel Pamerkan Misil Canggih

Berbagi berita ini ke teman


Korea Selatan memamerkan misil penjalajah baru yang menurut para pejabat pertahanan mempunyai kemampuan menyerang kapanpun dan dimanapun di Korea Utara, Kamis (14/2).

Militer Seoul sedang disiagakan setelah percobaan nuklir terbaru Korea Utara, yang segera mendatangkan kutukan internasional dan meningkatkan ketegangan di semenanjung Korea.

Jurubicara Kementerian Pertahanan Kim Min-seok menonjolkan ketepatan misil itu mengenai sasaran, yang katanya, sekarang telah dengan resmi ditempatkan.

Kementerian Pertahanan tidak menyebut dengan jelas jangkauan misil tersebut, tetapi mengungkapkan gambar video misil itu diluncurkan dari kapal selam dan kapal perusak dan tepat mengenai sasaran di darat.

Korea Selatan mencapai persetujuan tahun lalu dengan Amerika Serikat untuk memperluas jangkauan misil balistiknya – tindakan yang menurut Seoul perlu untuk menghadapi ancaman yang meningkat senjata Pyongyang.

Washington telah berusaha menenangkan para sekutunya di kawasan itu mengenai perlindungan Amerika terhadap keamanan mereka setelah percobaan nuklir Korea Utara hari Selasa. Presiden Barack Obama menjanjikan perlindungan di bawah “payung nuklir” Amerika dalam pembicaraan telepon hari Rabu (13/2) dengan Perdana menteri Jepang Shinzo Abe.

Uji Coba Nuklir Korut Cairkan Hubungan Korsel-Jepang



Para pemimpin Jepang dan Korea Selatan berjanji akan bekerjasama untuk menjatuhkan sanksi lebih keras terhadap Korea Utara sehari setelah Korea Utara menyatakan telah melakukan uji coba ketiga senjata nuklirnya.

Perdana Menteri Jepang dan Presiden Korea Selatan mengadakan percakapan telepon pertama sejak Shinzo Abe kembali berkuasa di Tokyo pada akhir Desember.

Para pejabat Jepang mengatakan Shinzo Abe dan Presiden Lee Myung-bak berbicara selama 20 menit hari Rabu dan juga sepakat untuk berkoordinasi secara erat dengan Amerika dalam berurusan dengan Korea Utara.

Di Seoul, Presiden Lee akan digantikan oleh Presiden terpilih Park Geun-hye pada tanggal 25 Februari mendatang.

Hubungan antara Jepang dan Korea Selatan selama ini dingin karena adanya sengketa yang belum terselesaikan atas sebuah pulau, yang dikenal sebagai Dokdo dalam bahasa Korea dan Takeshima dalam bahasa Jepang, yang dikuasai oleh Korea Selatan sejak awal 1950-an tetapi juga diklaim oleh Jepang.

Berbicara dalam pertemuan komite parlemen, Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida mengakui adanya keprihatinan tentang kemungkinan uji coba nuklir lainnya oleh Korea Utara dalam waktu dekat ini.

Fumio Kishida mengatakan Jepang berusaha sebaik mungkin untuk mengumpulkan informasi tentang apakah Korea Utara mempersiapkan ujicoba lain dan dengan seksama mengamati pergerakan di negara tertutup itu.

Kishida menambahkan untuk mencegah Korea Utara melakukan provokasi lebih lanjut, penting bagi Jepang untuk bekerjasama dengan Tiongkok.

Tiongkok, yang merupakan satu-satunya sekutu penting Korea Utara dan pemegang hak veto di Dewan Keamanan PBB, diharapkan mengizinkan diberlakukannya sanksi lebih keras terhadap Korea Utara menyusul ujicoba nuklir Selasa lalu.

Tiongkok telah bergabung dengan negara-negara lain yang meminta dengan keras agar Korea Utara tidak lagi melakukan ujicoba nuklir.

Resolusi Dewan Keamanan PBB yang sekarang berlaku melarang negara terisolasi dan miskin itu melakukan ujicoba nuklir atau rudal.

No comments