Kelompok-kelompok perempuan di India menggelar unjuk rasa menentang undang-undang baru tentang pemerkosaan yang disahkan akhir pekan.
Berbagai kelompok aktivis dan hak-hak perempuan menggelar protes di ibukota Klik India, Delhi, pada Senin (04/02) sehari setelah undang-undang baru ditandatangani presiden.
Berita terkait
Remaja tersangka pemerkosaan disidang di pengadilan anak
India serukan hukuman berat untuk pemerkosa
Ibu korban pemerkosaan India kecam politikus
Undang-undang baru menyebutkan hukuman minimum bagi siapa pun yang dinyatakan bersalah melakukan pemerkosaan beramai-ramai atau memperkosa anak di bawah umur ditingkatkan menjadi 20 tahun penjara.
Selain itu hukuman mati dapat diterapkan dalam kasus-kasus ekstrem.
Sejumlah pelanggaran yang sebelumnya tidak tercakup dalam undang-undang, seperti membuntuti orang terus menerus dan menyerang dengan air keras sekarang dimasukkan ke dalam undang-undang.
Rumah tangga
Namun kelompok-kelompok perempuan mengatakan undang-undang baru tersebut tidak cukup.
"Seharusnya ada undang-undang yang berpihak pada perempuan sehingga siapa pun akan berpikir 10 kali sebelum melakukan tindak kejahatan seperti itu," kata Kavita Sharma, seorang seniwati dan aktivis dari Asosiasi Perempuan Demokratik India.
Salah satu hal yang dikeluhkan kelompok-kelompok perempuan adalah peraturan baru tidak mencakup pemerkosaan di rumah tangga atau serangan seksual oleh anggota angkatan bersenjata.
Undang-undang baru ini disahkan menyusul kemarahan publik yang timbul setelah pemerkosaan beramai-ramai terhadap seorang mahasiswi di bus pada tanggal 16 Desember 2012.
Klik Korban meninggal dunia akibat luka-luka yang diderita walau sempat dibawa ke Singapura untuk menjalani pengobatan khusus.
India serukan hukuman berat untuk pemerkosa
Komisi yang dibentuk pemerintah India untuk meneliti hukum pidana terkait perkosaan beramai-ramai, merekomendasikan penerapan hukuman bagi pelaku.
Selain penerapan hukuman, komisi juga mengusulkan sidang kilat untuk kasus perkosaan serta merombak hukum pidana guna melindungi wanita.
Berita terkait
Ibu korban pemerkosaan India kecam politikus
Kasus perkosaan beramai-ramai di India akan disidangkan kilat
Lagi, perkosaan beramai-ramai di India
Komisi ini dibentuk untuk menyelidiki perkosaan terhadap Klik seorang wanita di Delhi bulan lalu yang berakibat fatal.
Panel anggota komisi yang dipimpin Hakim JS Verma mengatakan mereka menerima lebih dari 80.000 usulan dari warga dan aktivis di India serta luar negeri.
Hakim Verma mengkritik langkah polisi dalam menangani kasus ini dan menyatakan undang-undang yang ada harus diterapkan secara benar tanpa adanya campur tangan politik.
Polisi ditindak
"Kami harap parlemen akan menerapkan rekomendasi yang diajukan komite dan dijadikan undang-undang," kata Verma seperti dikutip kantor berita AP.
Komisi juga merekomendasikan agar polisi dan pejabat lain yang tidak bertindak dalam kasus pemerkosaan beramai-ramai bulan lalu, harus dihukum.
Hakim Verma juga menyatakan penentangan atas perdagangan anak dan kejahatan seksual yang dilakukan oleh personel angkatan bersenjata India.
Sementara Gobal Subramanium, anggota Komisi Verma, mengatakan kepada kantor berita AFP hukuman maksimal bagi pelaku perkosaan beramai-ramai harus ditingkatkan menjadi seumur hidup.
Kantor Perdana Menteri Manmohan Singh belum mengeluarkan komentar atas rekomendasi itu.
Ia menyerukan sidang kilat atas kasus perkosaan yang menimbulkan Klik protes besar di India itu serta menetapkan batas waktu untuk kasus-kasus kejahatan terhadap perempuan.
No comments
Post a Comment