KAIRO - Panglima Militer Mesir Abdel-Fattah al-Sissi mengingatkan, negaranya bisa runtuh akibat krisis politik di Negeri Piramida itu yang terus berlangsung. Puluhan orang juga dikabarkan tewas usai bentrokan itu berlangsung.
"Kelanjutan konflik antara kubu-kubu politik dan perbedaan pandangan mereka mengenai administrasi negara ini, bisa meruntuhkan negara serta mengancam masa depan," ujar al-Sissi, seperti dikutip Associated Press (AP), Selasa (29/1/2013).
Sissi berpendapat, kondisi Mesir semakin lama justru semakin memburuk. Warga-warga di Mesir mulai mengabaikan aturan-aturan hukum yang diberlakukan oleh pemerintah seperti halnya pemberlakuan jam malam. Mereka justru memilih untuk berunjuk rasa.
Selain itu, Sissi menegaskan pula bahwa militer Mesir akan tetap solid untuk menjaga Negeri Piramida. Pengerahan militer di wilayah Suez dan Port Said juga ditujukan untuk melindungi aset-aset serta fasilitas penting milik Pemerintah Mesir.
Protes massal itu dilakukan untuk memperingati dua tahun Revolusi Mesir yang menumbangkan kekuasaan Husni Mubarak. Kerusuhan itu juga dipicu oleh pengadilan yang menjatuhkan vonis mati pada 22 pendukung tim sepakbola di Terusan Suez.
Usai Presiden Mohamed Morsi menetapkan status darurat, jam malam langsung diberlakukan di Kota Port Said, Suez dan Ismailia. Namun warga tetap berunjuk rasa dan menentang keputusan Presiden Ikhwanul Muslimin itu.
Morsi turut menawarkan dialog nasional kepada kubu oposisi namun tawaran itu ditolak mentah-mentah. Oposisi berpendapat, dialog yang diusulkan Morsi sama halnya dengan membuang-buang waktu.
(okezone)
No comments
Post a Comment