Operasi yang melibatkan dua SSK polisi dan satu SSK TNI itu bermaksud mengejar kelompok-kelompok garis keras pelaku teror di Poso dan sekitarnya selama ini yang diduga masih bersembunyi dan berlatih di kawasan tersebut, kata Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Dewa Parsana di lokasi penyisiran Dusun Tamanjeka, sekitar 20 km utara Kota Poso, Rabu.
Penyisiran besar-besaran ini, kata Kapolda, akan dilaksanakan selama tiga hari. Menurut Kapolda, target utama operasi adalah membersihkan ranjau yang dipasang oleh para pelaku teror yang selama ini menjadikan kawasan tersebut sebagai tempat berlatih.
Ranjau tersebut membahayakan masyarakat setempat mengingat kawasan Gunung Biru lahan perkebunan kakao milik warga yang cukup produktif.
Target berikutnya, kata Kapolda, adalah mencari oknum-oknum pelaku teror yang kemungkinan masih bersembunyi di lokasi tersebut sehingga mereka tidak keluar dan masuk dalam kota Poso melakukan tindakan-tindakan terorisme.
Kapolda menduga, oknum-oknum pelaku teror yang selama ini bersembunyi dan berlatih di Gunung Biru sudah masuk kota dan berbaur dengan masyarakat.
Ia berharap, dengan operasi ini, situasi keamanan di Kota Poso dan sekitarnya akan semakin pulih. Ia juga membenarkan bahwa polisi saat ini sedang berupaya menjangkau sebuah titik berupa gua di kawasan Gunung Biru yang dijadikan para pelaku teror tersebut sebagai gudang logistik mereka.
Hingga pukul 15.00 WITA, operasi tersebut belum menemukan ranjau, bahan peledak atau oknum pelaku teror, namun sehari sebelumnya, polisi yang selama ini mengepung kawasan Gunung Biru menemukan sebuah senjata api di salah satu lokasi pekrebunan kakao.
Kapolda Dewa Parsana yang sudah sekitar dua pekan berkantor di Poso mengatakan masih akan terus berada di kota itu untuk mengendalikan operasi penegakan hukum dan pemulihan keamanan.
Ia juga terus melakukan safari kepada tokoh-tokoh agama, masyarakat dan pemerintah setempat sampai ke tingkat desa untuk menjelaskan operasi yang sedang dilaksanakan polri dan TNI untuk mendapatkan dukungan masyarakat.
“Tanpa dukungan masyarakat, operasi penegakan hukum ini akan sulit mencapai sasaran,” ujar Dewa Parsana.
Ketika ditanya tentang tuduhan sementara pihak bahwa polisi telah salah sasaran dalam menangkap dan menembak warga yang diduga terlibat aliran garis keras dan aksi teror, Kapolda Dewa Parsana menegaskan bahwa operasi penegakan hukum ini tidak salah sasaran.
“Semua sudah sesuai sasaran. Mereka itu memang target operasi kami,” katanya.
Sebelumnya, sejumlah warga yang mengaku sebagai target salah tangkap dan mendapat penganiayaan petugas pada operasi penegakan hukum yang digelar di dalam Kota Poso, Sabtu (3/11), menyatakan akan menggugat Polri dan telah meminta divisum di RSU Poso pada Selasa (6/11). (Ant/juanda)
Sumber : Ant/Bisnis indonesia
No comments
Post a Comment