Australia mengakhiri misi keamanan di Timor Leste, enam tahun setelah mengirim tentara guna mengembalikan stabilitas negara tersebut.
Pasukan Stabilisasi Internasional, ISF, pimpinan Australia dikerahkan tahun 2006 di tengah-tengah kekerasan yang memaksa warga meninggalkan rumah mereka.
Saat ini masih ada sekitar 460 tentara Australia dan Selandia Baru yang ditempatkan di Timor Leste.
Mulai Kamis (22/11) mereka menghentikan operasi dan sepenuhnya akan ditarik pada April 2013 setelah menutup sejumlah pangkalan dan mengembalikan peralatan.
Dalam sebuah pernyataan bersama antara menteri pertahanan dan menteri luar negeri Australia menyatakan, ekonomi Timor Leste tumbuh dan institusi pemerintahan semakin kuat.
Pemilihan umum telah digelar tahun ini dan sebuah pemerintahan baru terbentuk.
"Pasukan keamanan Timor Leste telah menjawab tantangan dan melayani bangsa mereka dengan baik,'' demikian isi pernyataan tersebut.
Keterlibatan Australia akan terus berlanjut melalui dukungan bagi pasukan polisi lokal, tambah pernyataan itu.
'Optimistis'
"Sekarang kami memandang masa dengan dengan lebih optimistis dan penuh harapan"
Xanan Gusmao
Pasukan perdamaian PBB juga akan ditarik dari misi Timor Leste pada akhir tahun ini.
Bulan lalu, secara resmi mereka telah menyerahkan tugas kebijakan penuh ke pasukan nasional Timor Leste.
Misi ISF dan PBB dibawa ke Timor Leste setelah pemecatan ratusan tentara pada Maret 2006 menyebabkan kekerasan yang meluas dan mengancam Timor Leste ke jurang kerusuhan sipil.
Beberapa lusin orang tewas dan banyak warga yang meninggalkan rumah mereka dalam insiden ini. Sejak saat itu, stabilitas berhasil dipulihkan dan awal tahun ini pemilu berjalan relatif aman.
Dalam sebuah upacara di Dili, Rabu (21/11) untuk memperingati akhir misi ISF, Perdana Menteri Xanana Gusmao berterimakasih kepada Australia dan Selandia Baru atas bantuan mereka.
"Sebagai hasilnya, sekarang kami memandang masa dengan dengan lebih optimistis dan penuh harapan,'' katanya.
Timor Leste meraih kemerdekaan pada tahun 2002 setelah tiga tahun dibawah pemerintahan PBB. Sebelumnya terlibat dalam perang gerilya selama dua dekade melawan pemerintahan Indonesia. (BBC Indonesia)
No comments
Post a Comment