Sejumlah pejabat militer Korea Selatan mengklaim bahwa Korea Utara telah menguji coba dua rudal jarak menengah bernama Musudan.
Dari dua rudal yang diluncurkan, rudal pertama disebut mengalami kegagalan. Adapun rudal kedua terbang sejauh 400 kilometer lalu jatuh ke laut.
Rudal Musudan dilaporkan mampu menjangkau target berjarak 3.000 kilometer, cukup untuk menghantam Korea Selatan, Jepang, dan pangkalan militer Amerika Serikat di Guam.
Wartawan BBC di Korea, Steve Evans, melaporkan Korut diperkirakan memiliki sekitar 50 unit rudal jenis Musudan.
Selama dua bulan terakhir Korut telah menggelar uji coba empat rudal serupa dan semuanya berakhir dengan kegagalan. Ada rudal yang meledak di udara dan ada pula yang jatuh terpuruk.
Bagaimanapun, sebagaimana diatur dalam Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Korut dilarang menggunakan teknologi rudal balistik dalam wujud apapun.
Karenanya, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, mengecam uji coba rudal Korut sebagai tindakan yang tidak bisa ditoleransi. Rudal Korut, menurutnya, akan ditembak jatuh apabila melintasi wilayah Jepang.
Di bulan Maret kemarin Korea Utara menembakan 2 rudal, Kedua rudal dilesatkan pada Kamis (10/03) pagi dari Provinsi Hwanghae, bagian timur Korut, dan meluncur sejauh 500 kilometer hingga jatuh ke laut. Sesaat setelah peluncuran, Pyongyang mengumumkan ‘pembatalan’ semua proyek kerja sama antar-Korea dan bakal melikuidasi semua aset Korea Selatan di Korut. Hal itu merujuk pada aset-aset Korsel di kawasan industri Kaesong yang telah ditinggalkan Korsel setelah Korut melakukan uji rudal pada awal Februari. Aksi Korut yang lagi-lagi melesatkan rudal langsung mendapat tanggapan dari Jepang. Tokyo dilaporkan telah melayangkan surat protes kepada Korut melalui kedutaannya di Beijing, sebut kantor berita Kyodo.
Peluncuran rudal Korut dilakukan sehari setelah Kim Jong-un mengklaim bahwa negaranya mampu membuat hulu ledak nuklir mini yang bisa dipasang ke rudal.
Tindakan tersebut dinilai sebagai tanggapan Korut atas serangkaian sanksi baru oleh Dewan Keamanan PBB.
Ketegangan di Semenanjung Korea meningkat pekan ini seiring dengan digelarnya latihan tahunan militer gabungan Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Tahun ini, latihan tersebut digelar secara besar-besaran, dengan melibatkan 17.000 personel militer AS, 300 ribu serdadu Korsel, serta berbagai kendaraan tempur.(BBC)
No comments
Post a Comment