SAMO News

Misi Maven menuju MARS diluncurkan NASA

Misi Maven menuju MARS diluncurkan NASA

Berbagi berita ini ke teman


Badan Antariksa AS (NASA) meluncurkan misi Maven untuk menuju planet Mars.

Orbit misi ini diluncurkan melalui roket Atlas V dari landasan Angkatan Udara AS di Cape Canaveral, Florida pada Selasa (19/11) dini hari WIB.

Jika misi senilai US$671 juta ini berjalan sesuai rencana, maka Maven akan diluncurkan selama 10 bulan guna menyelidiki Mars.

Proyek antariksa terbaru ini akan menelisik atmosfer atas di Mars untuk mencari tahun bagaimana lapisan udara di sana nyaris hampa.

Sejumlah bukti menyebut bahwa planet merah itu dulunya diselubungi kabut tebal yang mendukung dugaan keberadaan air di permukaannya.

Namun kini tekanan udara di planet itu diduga sangat rendah sehingga jika terdapat air maka hampir pasti akan langsung mendidih dan musnah.

"Semuanya kelihatan baik. Sinyal diterima dengan mulus, sejauh ini sistem yang sudah disiapkan dapat melapor kembali dengan lancar. Kami menuju Planet Merah," kata David Mitchell, manajer misi Maven di NASA.

Atmosfir di Mars dewasa ini sebagian besar terdiri dari karbon dioksida, sangat tipis, dengan tekanan atmosfir di permukaan yang hanya 0,6% dari tekanan di permukaan bumi.

Namun gambaran lanskap Mars menunjukkan ada selat yang terpisah oleh limpahan air mengalir sehingga disimpulkan bahwa planet ini dulunya dilingkupi atmosfir yang lebih padat.
Pusaran angin

Ahli menduga sebagian massa udara itu kemudian bereaksi dan kemudian terbentuk menjadi mineral yang berada di permukaan planet.

Namun penjelasan paling gamblang terkait raibnya air dari tempat misterius itu menurut pakar adalah karena adanya pusaran angin dari matahari - yang berupa hembusan kuat partikel energetik dari sang surya -sehingga menggerus air dari sana sedikit demi sedikit.

Analisa ini dipandang mungkin karena tidak seperti bumi, Mars tak punya ladang magnet yang menjadi lapisan pelindung sehingga mampu menghindarkan efek abrasif yang muncul dari bintang bumi.

Maven (Mars Atmosphere and Volatile EvolutioN spacecraft) dilengkapi dengan delapan piranti - sebagian digunakan untuk mempelajari pengaruh Matahari terhadap Mars, sebagian lagi dipakai untuk menyelidiki komposisi dan perilaku atmosfirnya.

Tujuannya adalah untuk mengukur tingkat menipisnya molekul udara saat ini, membedakan dengan proses-proses lain yang berakibat serupa sebelumnya.

Para ilmuwan berharap dapat menggunakan informasi ini untuk mengetahui bagaimana iklim di Mars berubah dari jutaan tahun lalu saat planet itu diduga dalam keadaan hangat dan lebih basah, sehingga berpotensi bisa didiami mahluk hidup, menjadi sekarang yang beku dan terik.

Misi ke Mars juga dilakukan ilmuwan India yang baru-baru ini meluncurkan pesawat tanpa awaknya ke planet merah itu.

No comments