SAMO News

Dukungan Atas Kekuasaan Militer Meningkat di Mesir

Dukungan Atas Kekuasaan Militer Meningkat di Mesir

Berbagi berita ini ke teman

Para penentang penguasa Mesir yang baru mengatakan ada kampanye media dan advokasi yang disusun dengan rapi di Mesir untuk mendukung militer.


Di sebuah toko cokelat yang mewah di kawasan elit Kairo, keluarga Bartaw menjual cokelat yang bentuknya menyerupai wajah orang yang mereka harapkan akan menjadi presiden mesir berikutnya yaitu Jenderal Abdel Fattah el-Sissi.

Sherif si pemilik toko mengharapkan pemimpin militer itu dapat menyamai prestasi pahlawan nasional sebelumnya yaitu, Gamal Abdel Nasser, yang meninggal pada 1970.

Bartaw, yang pernah bekerja dalam bidang industri pariwisata yang sekarang sudah punah di Kairo, mengatakan warga Mesir sudah muak dengan ketidakstabilan politik dan pergolakan ekonomi yang terjadi. Ia berharap Jenderal Sissi akan menjadi pemimpin yang kuat untuk mengakhiri krisis politik dan sosial yang sedang berlangsung.

Pemerintah sementara Mesir mengambil alih kekuasaan setelah militer pimpinan Jenderal Sissi menggulingkan Presiden Mohamed Morsi yang terpilih secara demokratis pada Juli. Sejumlah penindakan dengan kekerasan setelah itu, mengakibatkan lebih dari 1,000 pemrotes tewas dan sekurang-kurangnya 2,000 dipenjara.

Meski ada tindakan kekerasan ini, terasa suasana yang pro militer di Kairo dan selera baru terhadap munculnya orang kuat dalam politik. Kelompok-kelompok HAM mengatakan hal ini dirancang secara seksama melalui kampanye-kampanye di media pemerintah maupun swasta.

"Sejak militer berkuasa, dan semua tindakan dapat mereka lakukan di Mesir, mereka juga mampu memposisikan diri sebagai kekuatan yang konsisten dan kuat di Mesir sekarang ini, melalui propaganda militer yang kuat,” ujar Heba Morayet, direktur Human Rights Watch Mesir.

Kendati demikian, Ikhwanul Muslimin terus melanjutkan protes-protes, walaupun sudah dilarang oleh pengadilan Mesir awal minggu ini.

Di kawasan pinggiran kota Kairo, minggu lalu, ribuan pendukung Ikhwanul Muslimin mengungkapkan kemarahan mereka atas digulingkannya presiden mereka dan terbunuhnya para demonstran.

"Ada suara-suara yang menghendaki dikucilkannya Ikhawanul Muslimin dan kekuatan politik Islam sebagai ancaman utama terhadap Negara Mesir. Mereka kemudian melakukan pembenaran menggunakan bahasan terorisme, dengan mengatakan bahwa Ikhwanul Muslimin adalah teroris, sehingga harus sama sekali dilarang. Saya berpendapat ini sangat berbahaya dan akan membuat ketidakstabilan yang besar,” ujarnya.

Jenderal Sissi mengatakan ia tidak memiliki ambisi menjadi presiden dan para pembantunya mengatakan ia hanya akan melakukan hal itu apabila rakyat Mesir menghendakinya. Dalam keadaan yang sekarang, dukungan rakyat agaknya terus berkembang. (VOA/Patrick Wells)

No comments