SAMO News

Kekerasan di Mesir mendapat kecaman dari AS dan PBB

Kekerasan di Mesir mendapat kecaman dari AS dan PBB

Berbagi berita ini ke teman



Departemen Luar Negeri Amerikat Serikat mendesak para pemimpin di Mesir menghentikan kekerasan sementara Sekjen PBB, Ban Ki-moon, meminta agar para pengunjuk rasa dilindungi.

Amerika Serikat dan PBB mengecam tindakan kekerasan yang terjadi di Mesir pada hari Jumat menyusul penggulingan Presiden Mohammed Morsi yang menewaskan 36 orang.

BBC Indonesia dalam situsnya menyebutan bahwa, laporan terakhir 36 orang tewas dan 1.000 lainnya cedera dalam kekerasan Jumat (05/06) akibat bentrokan antara pendukung dan penentang Presiden Mesir terguling Mohammed Morsi.

Juru bicara departemen luar negeri Amerika Serikat dalam siaran press yang dilansir oleh situs BBC Indonesia, menyerukan kepada para pemimpin di Mesir untuk mengecam penggunaaan kekuatan dan mencegah kekerasan lebih lanjut di antara para pendukung,"

Hari Sabtu 6 Juli, para pendukung Presiden Morsi menggelar unjuk rasa di kawasan Nasr City di ibukota Kairo.

Pihak militer sudah mengeluarkan pernyataan di Facebook yang membantah tekanan dari para komandan di lapangan kepada pemimpin militer untuk mengembalikan Morsi ke kursi presiden


Sementara itu juru bicara Sekjen PBB menyampaikan desakan agar semua warga Mesir bekerja sama dengan damai untuk kembali ke pemerintah sipil.

Pernyataan juga mengharapkan agar semua rakyat Mesir, termasuk perempuan, harus menjadi bagian dari proses melangkah ke depan.

"Para pemimpin politik Mesir memiliki memiliki tanggung jawab untuk memberi tanda, dengan kata-kata maupun tindakan, atas komitmen mereka bagi dialog damai dan demokratis yang mencakup semua konstituen di Mesir, termasuk perempuan," jelas Fahan Haq.

Krisis politik di Mesir berlanjut setelah Klik militer Mesir menggulingkanKlik Presiden Morsi, yang menghadapi gelombang unjuk rasa dari para penentangnya yang menganggap dia lebih mengutamakan kepentingan kelompoknya, Ikhwanul Muslimin, dibanding kepentingan rakyat Mesir.

Saat ini Morsi -yang merupakan presiden pemimpin pertama yang dipilih melalui pemilihan demokratis setelah jatuhnya Presiden Hosni Mubarak- ditahan bersama dengan sejumlah tokoh senior Ikhwanul Muslimin.

Militer menunjuk Klik Ketua Mahkamah Konstitusi Mesir, Adly MahmudKlik Mansour, sebagai sebagai presiden sementara yang berjanji akan menggelar pemilu dalam waktu dekat. (Reuter/bbc)

No comments