SAMO News

PM Australia Hadapi Tantangan Kebijakan Luar Negeri dan Pengungsi

PM Australia Hadapi Tantangan Kebijakan Luar Negeri dan Pengungsi

Berbagi berita ini ke teman


SYDNEY, AUSTRALIA — Di antara tantangan yang menanti mantan diplomat yang mahir berbahasa Mandarin itu adalah serangkaian isu kebijakan luar negeri, termasuk hubungan dengan China, dan arus pencari suaka terus menerus yang datang dengan kapal-boat.

Dalam masa jabatan pertamanya sebagai Perdana Menteri Australia tahun 2007, Kevin Rudd melakukan apa yang dianggap banyak orang sebagai pendekatan manusiawi dan bermoral terkait pengungsi. Ia menutup kamp-kamp pemrosesan di lepas pantai Pasifik Selatan yang didirikan oleh pendahulunya yang konservatif.

Berbagai organisasi HAM mengecam kondisi di dalam fasilitas itu, tapi setelah Rudd tersingkir sebagai pemimpin oleh Julia Gillard tahun 2010, kamp-kamp di Papua Nugini dan Nauru itu kembali dibuka untuk menampung arus pencari suaka yang terus-menerus berdatangan di perairan Australia melalui laut.

Perdana Menteri baru itu kini didesak untuk memulai lagi kebijakan pengungsi yang menunjukan belas kasihan.

Anggota parlemen Doug Cameron dari Partai Buruh mengatakan keluarga dengan anak-anak seharusnya tidak ditahan berdasarkan penahanan yang diwajibkan oleh Australia bagi pencari suaka.

"Saya ingin anak-anak keluar dari kamp. Menurut saya ini penting. Kita perlu membuat keadaan di mana kita bisa menempatkan pengungsi dan pencari suaka benar-benar seperti jika mereka berada di dalam komunitas itu, benar-benar menjalani kehidupan, berkapasitas mencari nafkah. Saya tidak ingin terciptanya kelas bawah dan semua ini merupakan pertanyaan besar," ujar Cameron.

Rudd adalah mantan menteri luar negeri Australia yang khusus berminat dalam isu-isu global. Ia fasih berbahasa Mandarin, putrinya menikah dengan seorang bankir Hong Kong.

Di antara tantangan-tantangan internasional yang dihadapi pemerintahan baru Kevin Rudd adalah hubungan dengan Indonesia, mitra kunci dalam perang melawan terorisme Islami radikal, dan hubungan komersial dengan China, mitra dagang terbesar Australia.

Permintaan China akan sumber daya alam, terutama biji besi, telah membuat ekonomi Australia terhindar dari dampak resesi global. Tapi Rudd mengakui keuntungan dari mineral-mineral akan segera berakhir.

Rudd mengatakan, "Saya yakin yang diperlukan Australia sekarang adalah kepemimpinan perekonomian nasional terbukti dan kuat untuk menangani tantangan baru yang tangguh yang kini dihadapi Australia dengan berakhirnya keuntungan besar dari China atas sumber daya Australia selama satu dekade ini."

Meskipun ia sangat tertarik pada isu internasional, tantangan terbesar Kevin Rudd terletak di dalam negeri.

Imbauan bagi pemilu terjadi setelah serangkaian jajak pendapat menunjukkan ketidakpuasan publik terhadap pemerintah. Sebagian besar anggota parlemen dari Partai Buruh yakin Rudd dapat menyelamatkan mereka dari kekalahan pemilu. Dengan demikian, salah satu prioritas utama pemimpin baru adalah menyatukan partai dan meyakinkan para pemilih bahwa pemerintah layak kembali mendapat kesempatan bagi pemilu berikutnya.

Pemilu berlangsung bulan September, tapi kampanye tampaknya akan berlangsung berat. (AP)

No comments