MANILA - Konflik Kesultanan Sulu terus memanas meski pertempuran saat ini sudah mulai mereda. Pihak Kesultanan Sulu menuduh Malaysia mengirimkan tim untuk melakukan pembunuhan terhadap Sultan Sulu Jamalul Kiram III.
Juru bicara Kesultanan Sulu Abraham Idjirani mengklaim, seorang perwira Malaysia berpangkat Kolonel tiba di Filipina untuk melancarkan plot pembunuhan tersebut. Kolonel tersebut dikabarkan turut menyewa tiga pembunuh bayaran dari Provinsi Quezon, Filipina untuk melakukan pembunuhan.
"Berdasarkan informasi intelijien 'A1', mengindikasikan ada seorang Kolonel Malaysia bernama Sunny Ng tiba di Filipina dengan empat pasukan komando. Mereka datang untuk membunuh Sultan (Jamalul Kiram III)," ujar Idjirani kepada Radio dzBB, seperti dikutip GMA Networks, Rabu (20/3/2013).
Idjirani mendesak Biro Investigasi Filipina, yang disertai Kepolisian Nasional dan Angkatan Bersenjata Filipina untuk memverifikasi informasi tersebut.
Target dari tim pembunuh itu termasuk Sultan Jamalul Kiram dan para pendukungnya. Selain itu, penasihat Sultan, Pastor Saycon juga menjadi incaran dari operasi tim tersebut.
Mengetahui ancaman pembunuhan ini, pihak Kesultanan Sulu bermaksud untuk memasang kamera CCTV di sekitar rumah Sultan Kiram. Namun Sultan bersikeras bahwa pihak tidak takut dengan ancaman tersebut.
Sejak 9 Februari lalu adik dari Sultan Jamalul Kiram III yakni Raja Muda Agbimuddin Kiram, berada di wilayah Sabah, Malaysia dengan maksud memimpin serangan untuk merebut Sabah dari tangan Malaysia. Namun pihak Malaysia melancarkan Operasi Daulat untuk mengatasi perlawanan Agbimuddin yang telah menewaskan 62 pengikut Kesultanan Sulu.
Hingga saat ini keberadaan dari Agbimuddin masih belum diketahui. Pihak Kesultanan Sulu yakin bahwa Agbimuddin masih berada di Sabah memimpin serangan dengan cara bergerilya.
No comments
Post a Comment