Perdana Menteri Inggris David Cameron telah menyatakan penyesalan atas pembantaian ratusan warga India yang tidak bersenjata oleh pasukan kolonial Inggris hampir seabad lalu, tetapi ia tidak menyampaikan permohonan maaf resmi.
Dalam lawatan ke kota Amritsar di India Utara hari Rabu, David Cameron meletakkan karangan Bunga di Taman Jallianwala Bagh bagi para korban pembantaian itu.
Tahun 1919 pasukan Inggris melepaskan tembakan ke arah warga India yang tidak bersenjata dalam sebuah rapat massa di Jallianwala Bagh. Dokumen-dokumen Inggris menunjukkan bahwa lebih dari 300 orang tewas, sementara tokoh-tokoh India mengatakan jumlahnya mendekati seribu orang.
Dalam buku tamu, Perdana Menteri David Cameron menulis bahwa pembantaian itu “merupakan peristiwa sangat memalukan dalam sejarah Inggris” – satu peristiwa yang digambarkan secara tepat oleh Winston Churchill kala itu sebagai “insiden mengerikan”.
Sebelum lawatan David Cameron ke lokasi itu, kepala sebuah perhimpunan keluarga korban yang tewas dalam pembantaian itu – Bhushan Behl – mengatakan bahwa perdana menteri Inggris itu seharusnya minta maaf kepada keluarga para korban. Behl mengatakan banyak orang tak berdosa tewas dalam insiden itu.
David Cameron merupakan perdana menteri Inggris pertama yang menyatakan turut berduka cita di lokasi pembantaian itu.
PM Inggris Desak India Buka Perekonomian.
Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan hal itu kepada para pemimpin bisnis di Mumbai Senin, pada awal kunjungan tiga hari ke India.
Cameron mengatakan, Inggris berharap India akan memudahkan asuransi, perbankan dan perusahaan eceran Inggris untuk menanam modal di negara itu.
Perdana Menteri Inggris memimpin sebuah delegasi lebih dari 100 eksekutif bisnis Inggris, anggota parlemen dan pakar pendidikan.
Bank Dunia menempatkan India pada urutan ke 132 dari 185 negara dalam laporan tahunan terbarunya mengenai kemudahan melakukan bisnis di seluruh dunia.
Walaupun menyebut iklim bisnis India telah meningkat secara signifikan sejak tahun 2005, Bank Dunia masih merangking India sebagai negara kedua yang paling sulit di dunia dalam hal menegakkan kontrak.
No comments
Post a Comment